Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hanura: Presiden Jokowi Tidak Boleh Tersandra Kabinet yang Tak Ada Kinerjanya

Indonesia tidak boleh tersandera oleh kabinet yang tidak buktikan kerja. Tidak boleh ada kementerian yang berhubungan dengan kesehatan

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Hanura: Presiden Jokowi Tidak Boleh Tersandra Kabinet yang Tak Ada Kinerjanya
Capture YouTube Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat gestur mengangkat tangan setelah menyampaikan kemungkinan reshuffle kabinet, dalam Sidang Kabinet Paripurna, Kamis (18/6/2020), diunggah Minggu (28/6/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Bidang Keanggotaan Partai Hanura Hengki Irawan mengatakan, negara tidak boleh tersandera oleh kabinet yang tidak bisa membuktikan kerja.

Hal tersebut disampaikan Hengki merespons pidato kritik keras Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait kekecewaannya atas kinerja para Menteri Kabinet dalam menghadapi krisis akibat pandemi Covid-19.

“Indonesia tidak boleh tersandera oleh kabinet yang tidak buktikan kerja. Tidak boleh ada kementerian yang berhubungan dengan kesehatan tidak punya gagasan terobosan bersama kepala daerah untuk atasi Covid-19 dan hanya tergantung pada Gugus Tugas,” kata Hengki saat dikonfirmasi Tribunnews, Kamis (2/7/2020).

Baca: Politisi PKB: Tidak Terbayang Kalau PKS Masuk Kabinet, Memang Mereka Mau?

“Tidak boleh kementerian sektor perekonomian, UMKM melempem tanpa gagasan mendasar soal terobosan-terobosan kreatif produktif ditengah Covid-19. Jangan biarkan krisis melemahkan Indonesia,” tambahnya.

Dengan demikian, Hengki menilai, kritik Presiden Jokowi kepada jajaran kabinetnya yang dinilai biasa-biasa saja dalam situasi pandemik Covid-19 merupakan hal tepat.

“Dalam situasi krisis diperlukan gagasan dan tindakan serta juga kebijakan negara yang ekstraordinary. Hal itu bisa diusulkan oleh para menteri,” ucap Hengki.

Meski demikian, Hengki menyerahkan, keputusan reshuffle kabinet kepada Presiden Jokowi.

Berita Rekomendasi

Menurutnya, reshuffle merupakan hak prerogatif Presiden.

"Jika ada Kementerian yang menunjukan kinerja, tentu ada ya, khususnya menteri yang melakukan terobosan out of the box dan cenderung berani keluar dari status quo atau kemapanan lama, dan memperjuangkan kepentingan negara dan bekerja untuk rakyat, maka harus mendapat apresiasi dan dipertahankan," kata Hengki.

"Yang penting Isue resuffle jangan sampai dijadikan azas manfaat pihak-pihak diluar Presiden untuk menjatuhkan menteri tertentu tanpa penilain kinerja secara objektif atau hanya untuk kepentingan oportunistik kelompok (oligarki) semata bukan karena alasan kepentingan rakyat," jelas mantan aktivis 98 ini.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas