Terobosan Baru, Disifektan Berbahan Baku Limbah Kayu
Selain menghasilkan produk disinfektan yang sangat dibutuhkan guna memerangi Covid-19, juga menjaga kelestarian hutan lewat pemanfaatan limbahnya
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di masa kenormalan baru disinfektan menjadi salah satu barang yang wajib digunakan sehari-hari.
Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh) memberi dukungan penuh kepada Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan (P3H2) untuk menciptakan formula disinfektan yang sangat ramah lingkungan.
Berupa asam kayu yang terbuat dari limbah kayu di hutan. Jadi ada manfaat ganda dari terobosan ini.
Selain menghasilkan produk disinfektan yang sangat dibutuhkan guna memerangi Covid-19, juga menjaga kelestarian hutan lewat pemanfaatan limbahnya.
Kepala Bidang Pengembangan Data dan Tindak Lanjut Penelitian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Adison mengatakan, produk tersebut telah diujicoba di salah satu laboratorium KLHK.
Baca: Komisi IV DPR RI Apresiasi Kinerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
"Ibu Menteri Siti Nurbaya sejak dulu mendorong agar bisa ditemukan produk alami seperti ini,” kata Adison, Jumat (3/7/2020).
Pihak Koprabuh melalui CEO-nya, Johanes Walean, mengatakan pihaknya telah memprogramkan sosialisasi termasuk juga penyediaan 1.000.000 liter cairan disifektan alami ini untuk penyemprotan gratis di fasilitas-fasilitas publik.
Beliau mengatakan, inilah salah satu terobosan membanggakan yang mampu dibuat anak negeri.
Bukan hanya mampu mendukung kebutuhan kita pada persediaan disinfektan aman, tapi juga punya dampak manfaat ekonomi luar biasa pada masyarakat bawah.
"Kita berharap karena diproduksi rakyat menambah penghasilan petani yang ada di daerah tinggal di dekat hutan," terangnya.
Baca: Anies Baswedan Izinkan Reklamasi Perluasan Ancol, Sekda Sebut untuk Kepentingan Publik
Program 1,000,000 liter disinfektan ini dibuat sebagai bentuk kepedulian pengusahamengalahkan Covid‐19, sambil memberi pekerjaan pada Petani pemilik lahan di lingkungan Kehutanan.
“Ini menjadi bukti bahwa tekanan pandemi semestinya tidak lantas membuat kita pesimis. Justru situasi seperti inilah momentum untuk bertindak dan berpikir lebih kreatif. Kuncinya adalah tetap semangat,” kata Saleh yang juga putra daerah Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep).
Sebagai sosok yang punya latar belakang militer, Saleh mengatakan bahwa dengan semangatlah Indonesia berkali-kali bisa bangkit dari situasi sulit.