WHO Hentikan Percobaan Hydroxychloroquine, Lopinavir dan Ritonavir untuk Pengobatan Covid-19
WHO mengumumkan telah menghentikan percobaan terhadap hydroxychloroquine dan kombinasi lopinavir atau ritonavir.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan pada hari Sabtu kemarin, bahwa mereka telah menghentikan percobaan terhadap hydroxychloroquine dan kombinasi lopinavir atau ritonavir untuk pengobatan pasien virus corona (Covid-19).
Sebelumnya, obat-obat tersebut telah diujicoba sebagai bagian dari tes untuk menemukan solusi yang efisien dalam menangani pandemi virus corona yang sedang berlangsung.
"WHO hari ini menerima rekomendasi dari Komite Pengarah Internasional Solidaritas Trial untuk menghentikan percobaan hydroxychloroquine dan lopinavir atau ritonavir," kata perwakilan WHO dalam sebuah siaran pers.
Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (5/7/2020), remdesivir, hydroxychloroquine, lopinavir atau ritonavir telah diuji WHO sejak Maret lalu dan melibatkan lebih dari 4.500 pasien.
"Komite Pengarah Internasional merumuskan rekomendasi tersebut berdasarkan bukti untuk hydroxychloroquine versus perawatan standar dan lopinavir atau ritonavir versus perawatan standar dari hasil sementara uji coba," jelas WHO.
Baca: Jangan Latah Beli Hydroxychloroquine, Ini Syarat Penggunaannya untuk Obati Pasien Covid-19
Baca: WHO Sebut Sangat Kecil Kemungkinan Hewan Peliharaan Menularkan Covid-19 ke Manusia
Bukti uji coba itu dipaparkan pada KTT WHO yang digelar pada 1 hingga 2 Juli lalu tentang penelitian dan inovasi corona.
Sementara itu, rumah sakit menyatakan bahwa kedua obat itu tidak mengurangi jumlah kematian pasien corona yang dirawat di rumah sakit, jika dibandingkan dengan standar perawatan yang ada.
Kendati demikian, WHO menambahkan, mereka juga tidak melihat bukti bahwa kedua obat itu dapat meningkatkan risiko angka kematian.
"Keputusan ini hanya berlaku untuk pelaksanaan uji coba pada pasien yang dirawat di rumah sakit dan tidak mempengaruhi evaluasi yang mungkin dilakukan dalam studi hydroxychloroquine dan lopinavir atau ritonavir lainnya pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit.
Setelah empat bulan dilakukannya pengujian klinis, para ahli WHO mengatakan bahwa remdesivir saat ini dianggap paling efektif dari semua obat yang diuji.
sumber:Sputnik News
--