Melihat Corona di Jawa Timur, Dua Minggu Deadline dari Jokowi, Bagaimana Hasilnya?
Saat ini, corona di Jatim telah mencapai 15.484 kasus positif, 5.582 telah sembuh dan 1.125 kasus adalah kasus kematian.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Kasus virus corona (Covid-19) di Jawa Timur tercatat masih mengalami penambahan kasus yang cukup tinggi.
Pada Kamis (9/7/2020), corona di Jatim bertambah sebanyak 517 kasus.
Saat ini, corona di Jatim telah mencapai 15.484 kasus positif, 5.582 telah sembuh dan 1.125 kasus adalah kasus kematian.
Tinggi kasus di Jawa Timur ini cukup menjadi perhatian publik mengingat Jatim sempat mendapat sorotan dari Presiden Joko Widodo.
Presiden sempat memberikan waktu dua minggu untuk Jawa Timur agar mampu menekan penyebaran kasus corona.
Namun hingga tenggat waktu yang ditentukan, angka penambahan masih terbilang tinggi.
Data dari gugus tugas percepatan covid-19, dalam waktu satu minggu belakangan ini, penambahan corona di Jatim tercatat selalu lebih dari 200 kasus.
Baca: Tambah 2.657 Kasus Corona: Jadi Laporan Tertinggi Sejak 2 Maret, Jawa Barat Sumbang 962 Kasus Baru
Baca: Pemerintah Luncurkan Produk Rapid Test Virus Corona Buatan Dalam Negeri
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak mengatakan, Provinsi Jawa Timur telah menyikapi arahan dari Presiden dengan cukup serius.
Namun demikian, jika tolok ukuranya adalah hasil ia mengakui hal itu belum menunjukkan tren yang menurun.
"Kalau kita tolok ukurnya adalah hasil kita belum melihat tren yang menurun, tapi kalau tolok ukur kita adalah kesadaran masyarakat kemudian tingkat aksi sampai ke lini yang paling depan, itu kita melihat ada intensitas yang semakin meningkat," ungkap Emil Dardak saat berbicara di Satu Meja The Forum, Kompas TV, Rabu (8/7/2020).
Hal itu, kata Emil, dapat terlihat bagaimana kebijakan yang dijalankan di beberapa Kota/Kabupaten.
Sebagai contoh pemerintah kota Surabaya yang sudah menerapkan jam malam, kemudian penutupan jalan serta adanya penindakan lebih tegas lagi terhadap pelanggaran protokol kesehatan.
Pembagian masker gratis, peningkatan test secara masih serta sosialisasi juga terus dilakukan.
Saat ini, pihaknya juga tengah menyiapkan Perda terkait penertiban yang sanksinya berisikan tindakan tegas dan lebih memberikan efek jera.
"Kita sedang menyiapkan Perda, dimana perda 1 2019 tentang ketertiban ini akan direvisi dengan menambahkan pasal-pasal yang bisa diterapkan dalam kondisi darurat kesehatan seperti sekarang ini sehingga sanksinya bisa lebih memberikan efek jera," ujar dia.
Baca: WHO Sebut Penularan Airborne Virus Corona Bukan Resiko Besar
Baca: Ahli Epidemiologi Ingatkan Zona Hijau Belum Sepenuhnya Aman dari Penyebaran Virus Corona
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa lebih menyoroti pada kasus kesembuhan yang terjadi di Jawa Timur.
Dikutip dari Kompas.com, saat ditanya terkait tenggat waktu yang diberikan Presiden, ia tak mau menanggapi hal itu dan lebih menyinggung soal angka kesembuhan.
Menurut Khofifah Pemprov Jawa Timur berhasil meningkatkan recovery rate atau angka kesembuhan pasien Covid-19.
"14 hari terakhir Jawa Timur menyembuhkan 2.150 pasien Covid-19, ini prestasi tenaga medis yang harus diapresiasi," kata Khofifah usai menerima bantuan alat kesehatan dari Yayasan Pelangi Hidup Bersama di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (9/7/2020).
Rate of Transmission (RT) Sempat Turun
Pakar Epidemplogi Universitas Airlangga, Dr Windhu Purnomo mengungkapkan, RT di Jawa Timur sempat berada pada angka di bawah 1, yakni 0,7. N
Namun demikian, hal itu belum bisa dikatakan baik, sebab RT turun hanya 4 hari yakni pada 30 Juni, 1 Juli, 2 Juli dan 3 Juli.
Baca: Kasus Covid-19 Melonjak Hingga 2.657, Jokowi: Ini Lampu Merah Lagi
Baca: Jokowi Kembali Kritik Kerja Kabinet di Rapat, Ungkap Bahaya Jika Tangani Pandemi dengan Biasa Saja
Tidak hanya di Jawa Timur, RT juga turun di wilayah Surabaya dan Surabaya Raya (Surabaya, Sidoarjo dan Gresik).
Di Surabaya, RT turun menjadi 0,92 selama 2 hari yakni 28 dan 29 Juni. Sementara, di Surabaya Raya, RT juga turun menjadi 0,82 selama 2 hari yakni pada 1 dan 2 Juli.
Meski hanya beberapa hari, menurutnya penurunan RT Covid-19 di Jawa Timur itu cukup membawa harapan.
"Asalkan kebijakan pengetatan protokol kesehatan tetap dijaga dan konsisten. Kalau tidak ketat, maka dipastikan kasus akan naik lagi," ujar dia seperti dilansir Kompas.com.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memberi waktu dua minggu bagi Jawa Timur untuk menurunkan laju penularan virus corona baru atau Covid-19.
Tes masif, tracing yang agresif, isolasi ketat dan treatmen yang tepat di Jatim dikatakan Presiden Jokowi semua dalam pantauan pemerintah pusat.
Ia meminta agar proses ini terus dilanjutkan dan diperbanyak.
"Saya ingin lihat dua minggu setelah ini, ada progres signifikan atau tidak," kata Presiden Joko Widodo, Kamis (25/6/2020).
(Tribunnews.com/Tio, Kompas.com/Achmad Faizal)