Politikus PKS Soroti Isu Reshuffle Apakah Berdampak untuk Rakyat
selepas kemarahan presiden seharusnya ada progres signifikan terhadap penanganan Covid-19 oleh para menteri.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Netty Prasetiyani menyoroti isu reshuffle yang terus bergulir pascakemarahan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.
Netty menilai siapa pengganti menteri yang akan didepak bukanlah persoalan utama, namun apakah ada dampak tersendiri bagi masyarakat Indonesia dengan reshuffle tersebut.
"Persoalan intinya bukan pada pergantian menteri, tapi apa dampaknya untuk rakyat. Reshuffle atau tidak, semua kebijakan harus untuk kepentingan rakyat. Jadi bukan sekadar marah-marah, tapi sejauh mana hal itu mendorong para menteri bekerja optimal menghasilkan kebijakan pro rakyat," ujar Netty dalam keterangannya, Kamis (9/7/2020).
Baca: Reaksi Prabowo saat Ditanya Reshuffle Kabinet Jokowi, Berikan Sebuah Gestur dan Ucap Satu Kata
Dia juga menyinggung selepas kemarahan presiden seharusnya ada progres signifikan terhadap penanganan Covid-19 oleh para menteri.
Namun faktanya di lapangan tidak ada progres yang signifikan.
"Kasus positif makin tinggi, penyerapan anggaran belum sesuai dengan kebutuhan lapangan dan penanganan dampak ikutan juga masih sengkarut. Apakah kemarahan presiden hanya dianggap angin lalu oleh para menterinya atau karena mereka tidak tahu harus melakukan apa?," tanya Netty.
Dia mengkhawatirkan isu pergantian kabinet nantinya hanya menambah daftar panjang lemahnya pengelolaan komunikasi publik oleh pemerintah.
"Masyarakat makin bingung dengan komunikasi yang riuh rendah, sementara angka kasus makin meningkat, jumlah pekerja di-PHK dan dirumahkan makin banyak, dan masyarakat mulai giat ke luar rumah dengan anjuran new normal," kata dia.
"Jika itu yang terjadi, maka anggapan publik bahwa pemerintah selama ini hanya sekadar berwacana tidak seratus persen salah," pungkasnya.