Sukses Buat Alat Rapid Test, Kemristek Kembangkan Pembuatan PCR Test Kit dan Ventilator
Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) bersama tim laboratorium di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat
Editor: Hendra Gunawan
![Sukses Buat Alat Rapid Test, Kemristek Kembangkan Pembuatan PCR Test Kit dan Ventilator](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ftui-produksi-ventilator-untuk-pasien-covid-19_20200617_211003.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) bersama tim laboratorium di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat / NTB beserta sejumlah universitas terkait berhasil menciptakan rapid tes dalam negeri yang diberi nama RI-GHA Covid-19.
Tidak sampai disitu, saat ini Kemristek juga sudah berhasil membuat PCR tes kit yang digunakan untuk setiap pengujian sampel.
"Mesin PCR memang masih impor tapi PCR tes kit yang digunakan untuk menguji sampel sudah bisa diproduksi dalam negeri, diinisiasi bppt dan diproduksi PT biofarma," ujar Menristek Bambang Brodjonegoro saat ditemui usai menghadiri konferensi pers di Kemenko PMK, Kamis (9/7/2020).
Baca: Menko PMK Pastikan Harga Rapid Test Buatan Dalam Negeri Lebih Murah Dibanding Produk Impor
Baca: Rumah Sakit yang Langgar Ketetapan Kemenkes Soal Harga Rapid Test Bakal Diberi Sanksi
Baca: Pemerintah Seharusnya Libatkan Faskes dan Tenaga Medis Soal Standarisasi Harga Rapid Test
Menteri Bambang juga mengatakan bahwa kementeriannya juga telah berhasil membuat ventilator buatan dalam negeri.
"Terkait ventilator, sudah ada lima yang mendapat izin edar dari Kemenkes. Ada yang dari UI , ITB , BPPT sebanyak 2 produk dan dari LIPI 1 produk. Ini jadi solusi untuk membantu perawatan pasien Covid-19," ujarnya.
Terakhir, produk penangan Covid-19 yang sudah dilaunching yang merupakan buatan dalam negeri adalah mobile biosafety level (BSL-2).
BSL-2 merupakan laboratorium yang bisa berpindab, dan digunakan dari satu tempat ke tempat yang lain.
Hal ini untuk mengantisipasi wilayah penyebaran (episentrum) Covid-19 yang bisa berubah-rubah
"Jadi laboratorium ini dengan kualitas BSL 2 yang bisa digunakan satu tempat ke tempat lain. Karena kita melihat episentrum bisa berubah dari 1 tempat ketempat lain jadi perlu dilakukan pengujian yg lebih intensif," ujarnya