3 Pimpinan Dunia Tersengat Virus Corona: PM Inggris, Presiden Brasil dan Bolivia
Jauh sebelum itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, 55, harus menghabiskan tiga hari dalam perawatan intensif (ICU) Rumah Sakit karena Covid-19.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Anita K Wardhani
Kekacauan politik mencengkeram negara ini pada Oktober lalu, ketika pemilu yang disengketakan menyebabkan gelombang protes yang akhirnya menggulingkan pemimpin kiri Evo Morales.
Anez, mantan Senator konservatif, mengambil alih jabatan Presiden interim dalam kekosongan politik. Awalnya dia mengatakan tidak akan menjalankan jabatan ini sampai selesai.
Namun belakangan ia menyatakan diri maju dalam gelanggang pemilu Bolivia.
Calon saingannya adalah mantan Presiden Jorge Tuto Quiroga, yang kembali maju.
Bolivia, yang berpenduduk lebih dari 11,5 juta orang telah mencatat lebih dari 42.000 kasus positif yang telah dikonfirmasi dan 1.500 kasus kematian.
Bolivia merupakan salah satu negara yang terkena dampak terburuk per kapita di dunia.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Bolivia María Eidy Roca dinyatakan positif terinfeksi virus corona Covid-19 meskipun dalam kondisi stabil.
Hal itu disampaikan Kementerian Kesehatan Bolivia pada Minggu (5/7/2020).
"Perang melawan virus terus tanpa henti dan saya berharap Menteri segera pulih untuk bergabung kembali dalam pertempuran ini untuk kesehatan warga Bolivia," ujar Presiden Jeanine Anez dalam sebuah kicauan di Twitter, seperti dilansir Reuters, Senin (6/7/2020).
Berdasarakan data terjadi kenaikan tajam dalam kasus baru dan kasus kematian akibat Covid-19
di negara Amerika Selatan.
Bolivia yang berpenduduk lebih dari 11,5 juta orang, melaporkan kasus konfirmasi berjumlah 38 ribu dan 1.378 kasus kematian.
Beban kasus baru harian membuat Bolivia saat ini menjadi salah satu negara yang terkena dampak terburuk Covid-19 di dunia.
Amerika Latin telah menjadi pusat penyebaran virus, dengan Brasil, Chili, Meksiko dan Peru sangat terdampak.
Sementara Argentina dan Bolivia telah melihat jumlah kasus baru meningkat dalam beberapa minggu terakhir meskipun menerapkan lockdown.
Kementerian Kesehatan Bolivia memperkirakan puncak Covid-19 akan menghantam antara Agustus dan September 2020.
Negara ini juga tengah menuju pemilihan umum pada 6 September 2020.(Reuters/AFP/AP/Channel News Asia)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.