Saat Jokowi Soroti Lonjakan Kasus Corona hingga Minta Masifkan Gerakan Disiplin Protokol Kesehatan
Jokowi menggelar rapat terbatas dengan para menteri soal membahas percepatan penanganan dampak pandemi Covid-19, Senin (13/7/2020).
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas dengan para menteri membahas percepatan penanganan dampak pandemi Covid-19, Senin (13/7/2020).
Dalam ratas tersebut, Jokowi menekankan beberapa hal terkait penanganan Covid-19 di Indonesia.
Mulai dari melonjaknya kasus Covid-19 di DKI Jakarta, minta tes PCR dilakukan secara masif hingga ingin semua jajarannya mengampanyekan pentingnya menaati protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.
Singgung melonjaknya kasus Covid-19 di DKI Jakarta
Mengutip dari Kompas.com, Jokowi menyoroti melonjaknya kasus Covid-19 di DKI Jakarta beberapa waktu terakhir.
Jokowi mengatakan, lonjakan tersebut dilihat dari positivity rate atau perbandingan antara jumlah tes dengan orang yang dinyatakan terkonfirmasi Covid-19.
"Kondisi di Jakarta, laporan terakhir yang saya terima, angka positive rate-nya melonjak dari 4-5 persen sekarang sudah 10,5 persen," kata Jokowi.
Diketahui, dalam sepekan terakhir, Provinsi DKI Jakarta tiga kali mencatatkan penambahan kasus Covid-19 terbanyak.
Baca: Angka Kasus Covid-19 Melonjak Hingga 2.500 Kasus Perhari, Begini Respon Jokowi
Penambahan tersebut terjadi pada Rabu (8/7/2020) dengan 344 kasus, Sabtu (11/7/2020) dengan 359 kasus, dan Minggu (12/7/2020) dengan 404 kasus.
"Tolong betul-betul dijadikan perhatian," terangnya.
Jokowi meminta agar jajarannya betul-betul menjadikan kondisi di DKI Jakarta ini sebagai perhatian.
Minta 3T dilakukan secara masig di 8 provinsi
Dalam ratas yang disiarkan langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jokowi meminta jajarannya ntuk memasifkan 3T, yakni testing, tracing dan treatment dalam penanganan Covid-19.
Jokowi meminta, agar 3T tersebut diprioritaskan untuk delapan provinsi yang mengalami peningkatan kasus tinggi.
Delapan provinsi tersebut adalah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, Sulawesu Selatan, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Papua.
"Tetap pada konsen kita untuk memasifkan 3T, testing, tracing dan treatment dengan prioritas di 8 provinsi, Jatim, DKI Jakarta, Jabar, Sulsel, Jateng, Sumut dan Papua," ujar Jokowi dalam siaran langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Baca: Percepatan Penanganan Covid-19, Jokowi Minta 3T Dilakukan Secara Masif di Delapan Provinsi
Selain itu, Jokowi juga meminta agar meningkatkan jumlah tes PCR, dengan menambah jumlah laboratorium yang berada di daerah.
"Juga Mobile Lab PCR yang kita harapkan nantinya target sesuai yang saya sampaikan bisa tercapai, 30 ribu," terangnya.
Ia juga mengimbau, agar dilakukan penelusuran secara masif untuk menemukan orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (ODP).
Jokowi menekankan, agar jajarannya memperhatikan fasilitas kesehatan di setiap rumah sakit di delapan provinsi yang telah disebutkan sebelumnya.
"Kalau memang kekurangan agar Kementerian Kesehatan bisa menyampaian kepada Menteri PU untuk bisa segera diselesaikan," ungkapnya.
Baca: Rekor Tertinggi, WHO Laporkan Lebih 230 Ribu Kasus Baru Covid-19 di Dunia
Pengendalian perjalanan dan transportasi
Jokowi menekankan, agar para jajarannya memperhatikan perjalanan serta transportasi lintas wilayah.
Sebab, menurutnya, imported cases atau kasus positif Covid-19 yang sumber penularannya dari luar negeri meningkat.
"Pengendalian daerah perbatasan dan perjalanan serta transportasi lintas wilayah, betul-betul harus kita jadikan perhatian lagi."
"Karena imported cases dari luar negeri juga kita lihat meningkat," ungkapnya.
Masifkan gerakan nasional disiplin protokol kesehatan
Dalam rapat itu, Jokowi juga mengimbau mengenai komunikasi yang partisipatif dengan masyarakat.
"Komunikasi yang membangun kepercaayaan, membangun trust yang berbasis pada metode pengetahuan dan juga data sains," terangnya.
Hal itu penting dilakukan guna membangkitkan partisipasi masyarakat, terutama masyarakat yang rentan.
"Kemudian memasifkan kembali gerakan nasional disiplin terhadap protokol kesehatan, jaga jarak, penggunaan masker dan cuci tangan," ungkap Jokowi.
Baca: Penelitian di Singapura Tunjukkan Antiseptik Betadine Efektif Bunuh 99 Persen Virus Corona
Baca: Kepala LBM Eijkman: Virus Corona Bisa Bertahan di Udara Hingga 8 Jam
Jokowi menilai, masih banyak masyarakat yang belum disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
Hal itu terlihat dari survei yang dilakukan Pemerintah Jawa Timur, yang menunjukkan 70 persen masyarakat tidak menggunakan masker.
"Dari survei yang kita lihat, misalnya saya mendapatkan laporan saat ke Jatim, survei mereka di Jatim 70 persen masyarakat tidak menggunakan masker," terangnya.
Untuk itu, Jokowi menginginkan agar TNI, Polri, relawan, ormas, tokoh masyarakat hingga lembaga pendidikan tinggi ikut mengampanyekan gerakan tersebut.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Kompas.com/Ihsanuddin)