Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pukul Petugas Medis yang Makamkan Jenazah Suspect Covid-19, 5 Orang Tersangka di Palangka Raya

Tak hanya diusir, para petugas medis tersebut dipukul hingga pingsan oleh pelaku yang diduga keluarga korban.

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Pukul Petugas Medis yang Makamkan Jenazah Suspect Covid-19, 5 Orang Tersangka di Palangka Raya
KOMPAS.com/KURNIA TARIGAN
Keluarga memukul petugas pemakaman jenazah saat melakukan pemakaman dengan protokol Covid-19. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Insiden tidak menyenangkan dialami oleh petugas medis yang tengah memakamkan jenazah suspect Covid-19.

Tak hanya diusir, para petugas medis tersebut dipukul hingga pingsan oleh pelaku yang diduga keluarga korban.

Diketahui, video pemukulan terhadap petugas medis tersebut viral di media sosial.

Kejadian itu pun diketahui terjadi di Tempat Pemakaman Umum (TPU), Kota Palangka Raya pada Selasa (21/7/2020) sekitar pukul 15.00 WIB.

Kabid Humas Polda Kalimantan Tengah Kombes Pol Hendra Rochmawan mengatakan pihaknya telah menetapkan lima orang sebagai tersangka dalam kasus tersebut.

Seluruhnya pelaku berasal dari keluarga besar almarhum.

Baca: 4 Petugas Pemakaman Dipukul Keluarga Suspek Corona hingga Masuk RS, Kini Polisi Bantu Kubur Jenazah

"Kita tadi malam ada empat orang sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus pemukulan itu. Informasinya ada penambahan tersangka menjadi lima. Semuanya dari keluarga besar dari almarhum," kata Hendra kepada wartawan, Kamis (23/7/2020).

Berita Rekomendasi

Hendra mengatakan motif pelaku melakukan pemukulan terhadap korban lantaran tidak percaya sanak keluarganya meninggal karena Covid-19.

Mereka bersikukuh korban meninggal karena penyakit maag dan lambung.

"Karena merasa saudara yang meninggal ini selama pandemi jarang keluar rumah, bantah, dia menduga sakit mag, lambung di bawa rumah sakit 3 hari meninggal. Hasil swab juga belum keluar tapi kok sudah memutuskan penanganan dengan Covid, itu alasan mereka," jelasnya.

Selain itu, pihak keluarga juga mengaku tidak pernah mendapatkan informasi terkait prosedur pemakaman yang dilakukan oleh pihak rumah sakit.

"Dari pihak keluarga ini tidak pernah dibicarakan tentang letak pemakaman, tapi ketika di sini kan ada prosedur penanganan khusus tidak bisa digabung di masyarakat walaupun jaraknya 100 meter ada pemakaman umum, ini alasan mereka," jelasnya. 

Namun demikian, kata Hendra, alasan tersebut bukan menjadi pembenaran untuk melakukan pemukulan terhadap tenaga medis. Apalagi, kabarnya salah satu tenaga medis hingga mengalami patah bagian hidung usai dipukul.

"Kalau sudah terjadi pemukulan dan pemaksaan kehendak pengambilan jenazah sudah ada tindak dan berbeda lagi. Dan ini sudah ditangani dengan cepat," pungkasnya.

Diketahui, video pemukulan terhadap tenaga medis pertama kali dibagikan oleh akun Twitter @infoPLK. Dalam unggahan video berdurasi 47 detik itu, tampak keluarga korban mengamuk lantaran menolak keluarganya disebut meninggal karena Covid-19.

Petugas medis dari RS Muhammadiyah itu pun langsung mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan.

Salah satu petugas medis yang menggunakan pakaian APD lengkap itu tampak didorong hingga tersungkur.

Petugas lainnya juga didorong dan diusir oleh pihak keluarga. Usai petugas medis ngalah dan balik ke mobil ambulans, keluarga korban terus mengejar petugas medis tersebut dengan memberikan pukulan.

Berdasarkan informasi, salah satu petugas medis yang mendapatkan pukulan ada yang mengalami pingsan. Ada pula yang mengalami luka dan patah tulang bagian hidung.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas