Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Masyarakat Jangan Lengah Meski Saat Ini Ada Uji Klinis Vaksin Sinovac

Palang Merah Indonesia (PMI) menyambut baik kehadiran vaksin Sinovac meski baru permulaan saja

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Masyarakat Jangan Lengah Meski Saat Ini Ada Uji Klinis Vaksin Sinovac
NICOLAS ASFOURI / AFP
Dalam gambar yang diambil pada 29 April 2020, seorang ilmuwan menunjukkan vaksin eksperimental untuk virus corona COVID-19 yang diuji di Laboratorium Kontrol Kualitas di fasilitas Biotek Sinovac di Beijing. Sinovac Biotech, yang melakukan salah satu dari empat uji klinis yang telah disetujui di China, telah mengklaim kemajuan besar dalam penelitiannya dan hasil yang menjanjikan di antara monyet. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah umumkan akan melakukan uji klinis fase III terhadap vaksin Covid-19, yang berasal dari produksi Sinovac Biotech asal China.

Diperkirakan uji klinis akan selesai awal tahun 2021 dan jika berhasil segera di produksi masal pada kuartal I 2021.

Selain dari Sinovac, ada kandidat vaksin lain yang dikembangkan di Tanah Air. Lembaga Eijkman dan serta perusahaan farmasi di Indonesia tengah mengembangkan vaksin, yang disinergikan oleh Kemenristek/BRIN.

Saat ini sebanyak 2.400 vaksin Sinovac telah diterima oleh pemerintah.

Vaksin Made in China ini sedang dipersiapkan untuk tahapan uji klinis.

Kabar baiknya, per Agustus 2020, vaksin Sinovac diujicoba ke manusia dan 1.620 relawan bakal terlibat dalam tahapan uji klinis ini.

Palang Merah Indonesia (PMI) menyambut baik kehadiran vaksin Sinovac meski baru permulaan saja.

Berita Rekomendasi

Dengan adanya vaksin Made in China ini diharapkan dapat menurunkan jumlah kasus pandemi Covid-19 yang mulai membuat masyarakat jengah.

Baca: Calon Pembeli Rumah Anang dan Ashanty yang Diduga Menipu Ternyata Juga Bohongi PMI

"Kita patut bersyukur dan berdoa semoga uji klinis ke-3 ini berjalan baik, dan pada akhirnya menjadi solusi permanen. Tetap harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati. Mari kita doakan agar prosesnya mulus dan menghasilkan kesimpulan yang meyakinkan," kata Sekretaris Jenderal PMI Sudirman Said dalam keterangannya, Jumat (24/7/2020).

Sudirman menambahkan, PMI tidak terlibat dalam uji klinis vaksin Sinovac.

Namun apabila ditugaskan untuk menjadi bagian uji klinis maka PMI langsung sigap.

"Kami tidak ikut dalan proses teknis dan scientific semacam itu namun bila ditugasi menjadi bagian dari uji klinis, misalnya menyiapkan relawan untuk uji coba kami akan lakukan yang terbaik," terangnya.

Diungkapkan Sudirman, PMI juga telah berpartisipasi dalam pengembangan vaksin dan obat Covid-19.

Pembahasan vaksin tersebut sudah pernah dilakukan melalui diskusi dalam forum-forum kepalangmerahan internasional.

"Kita lakukan untuk membahas perkembangan vaksin dan obat. Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional siap menjadi mitra orotoritas dalam pengembangan vaksin dan obat," tambahnya.

Diingatkan Sudirman, adanya uji klinis vaksin Sinovac ini tidak lantas membuat masyarakat lengah dengan pencegahan Covid-19 dengan protokol kesehatan.

Mengingat semakin hari jumlah penularan Covid-19 makin bertambah.

Baca: PMI Evakuasi Korban Banjir di Luwu Utara, Terutama dari Desa-Desa Terisolir

"Sepanjang obat dan vaksin belum ditemukan dan dilakukan intervensi pencegahan maupun pengobatan, cara terbaik adalah menghindari risiko," kata Sudirman.

Virus corona, tegas Sudirman, menular melalui interaksi antar manusia.

"Kalau mau mengerem laju penularan, kebijakan yang diambil otoritas harus mengarah pada meminimalkan kontak," tambah dia.

Pakar Epidemiologi Pandu Riono, uji klinis vaksin sangat membutuhkan proses panjang.

Uji klinis vaksin pada umumnya bisa berlangsung antara 6-12 bulan.

"Uji klinis ini tujuannya mencari efek kemampuan melindungi penduduk yang terinfeksi. Kita lagi mencari vaksin yang efektif dan aman, jadi masih panjang," terangnya.

Di samping itu, sebelum pemerintah melakukan uji klinis vaksin Sinovac lebih jauh, sebaiknya memperjelas kerjasamanya dengan China.

Apakah kerjasama ini menjadi bagian dari multicenter study sama seperti negara lain, Brasil juga India, atau ada tujuan lainnya.

Ilustrasi vaksin virus corona
Ilustrasi vaksin virus corona (Fresh Daily)

"Kenapa kok Indonesia bisa mendapatkan privilage dapat vaksin, itu perjanjiannya bagaimana? Biasanya dalam perkembangan vaksin, memang diujicoba dari banyak negara, namanya multicenter study," kata Pandu.

Karena baru proses awal, belum waktunya masyarakat mendapat jaminan aman dari Covid-19 dengan adanya vaksin Sinovac.

Pandu meminta agar masyarakat juga tidak tergesa-gesa mengharapkan vaksin ini segera ada.

"Kalau menjamin keamanan ke masyarakat itu, ya belum. Masyarakat harus diajak tetap mengikuti protokol kesehatan, bukan sekadar imbauan saja," tutur Pandu.

Lalu begitu saja masyarakat melupakan protokol kesehatan. Seperti tidak memakai masker, jaga jarak, juga menghilangkan kebiasaan cuci tangan.

Pandu mengingatkan agar masyarakat tidak lengah dengan penularan Covid-19.

Menurutnya, di masa PSBB transisi ini kasus Covid-19 tambah meningkat, tapi kepedulian masyarakat menurun jauh.

"Makanya masyarakat diajak kenapa harus pakai masker. Kondisi Indonesia sekarang tidak normal banyak infeksi, banyak OTG berkeliaran di mana-mana, makanya harus pakai masker dan terapkan protokol kesehatan ketat," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas