Eucalyptus Hingga Herbal Hadi Pranoto, Penelitian Obat Covid-19 di Indonesia Disorot Media Asing
Ditengah pandemi Covid-19, Indonesia disorot media asing di Amerika dengan adanya banyak pemberitaan pengobatan alternatif untuk menyembuhkan covid-19
Editor: Anita K Wardhani
2. Kombinasi obat dari Unair
Melansir Harian Kompas, 16 Juni 2020, para peneliti dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengembangkan riset terkait kombinasi regimen obat yang berpotensi menjadi obat Covid-19.
Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga Purwati menyebut ada lima kombinasi regimen obat yang sedang dikembangkan.
Kombinasi obat itu terdiri dari lopinavir atau ritonavir dengan azithromicyne; lopinavir atau ritonavir dengan doxycycline; lopinavir atau ritonavir dengan chlaritromycine, hydroxychloroquine dengan azithromicyne; dan hydroxychloroquine dengan doxycycline.
Purwati menyebut bahwa obat-obat ini belum diperjualbelikan secara bebas tetapi telah diproduksi dan disebarkan ke sejumlah rumah sakit yang membutuhkan.
Adapun penelitian terkait kombinasi obat ini merupakan kerja sama dari Universitas Airlangga, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dan Badan Intelijen Negara.
3. Produk eucalyptus dari Kementan
Melansir KompasTV, 4 Juli 2020, Kementerian Pertanian (Kementan) merilis produk kalung antivirus corona dengan bahan eucalyptus pada 8 Mei 2020 lalu.
Produk ini diklaim mampu mencegah corona dan siap diproduksi massal pada Agustus mendatang.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut bahwa pemakaian kalung ini selama kurang lebih 15 menit dapat membunuh kurang lebih 42 persen virus corona.
Adapun 4 produk antivirus corona yang dibuat oleh Kementan adalah sebagai berikut: Formula Aromatik Antivirus Berbasis Minyak Eucalyptus dengan nomor pendaftaran paten P00202003578 Ramuan Inhaler Antivirus Berbasis Eucalyptus dan Proses Pembuatannya dengan nomor pendaftaran paten P00202003574
Ramuan Serbuk Nanoenkapsulat Antivirus Berbasis Eucalyptus dengan nomor pendaftaran paten P00202003580 Minyak atsiri eucalyptus citridora sebagai antivirus terhadap virus avian influenza subtipe H5N1, gammacorona virus, dan betacoronavirus.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementan Fadjry Djufry menjelaskan kalung antivirus corona merupakan produk eucalyptus yang dibuat dengan teknologi nano.
Proses izin untuk produk eucalyptus tersebut, imbuhnya masih dalam proses.
Fadjry menegaskan meski nantinya menggunakan kalung antivirus ini, masyarakat diharapkan tetap patuh terhadap protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Media Asing Soroti Indonesia yang Sering Ungkap Penelitian Obat Covid-19 Palsu,