Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Khawatir Tak Ada 'Senjata Ajaib' untuk Kalahkan Covid-19, WHO: Taat Pakai Masker dan Jaga Jarak

WHO mengaku khawatir dan mengatakan mungkin tidak akan pernah ada 'senjata ajaib' untuk mengalahkan Covid-19.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Khawatir Tak Ada 'Senjata Ajaib' untuk Kalahkan Covid-19, WHO: Taat Pakai Masker dan Jaga Jarak
VOA
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus 

TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengaku khawatir dan mengatakan mungkin tidak akan pernah ada 'peluru perak' untuk mengalahkan Covid-19.

Peluru perak sendiri merupakan ungkapan yang berarti solusi sederhana dan tampaknya ajaib untuk masalah yang rumit (senjata efektif melawan monster dalam cerita rakyat Inggris).

"Mungkin tidak akan pernah ada "peluru perak" untuk mengalahkan virus corona," ujar Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, kepala Organisasi Kesehatan Dunia ini memperingatkan.

Dr Tedros mengatakan, menunggu untuk mengungkap vaksin yang sedang diuji di beberapa negara, mungkin cara terbaik untuk mengakhiri pandemi, tapi belum tentu sempurna.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus (VOA)

Baca: Jumlah Pemeriksaan Tes Swab Indonesia per Hari Diyakini Bisa Capai Target Minimal WHO

Di seluruh dunia, hampir 700 orang telah meninggal akibat Covid-19.

Lebih dari 18 juta orang juga telah terinfeksi penyakit ini, menurut angka yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.

Dari angka tersebut, 46.295 kematian dan 307.251 infeksi telah dicatat di Inggris.

Berita Rekomendasi

Meskipun beberapa negara telah membersihkan gelombang pertama mereka, ada kekhawatiran kebangkitan virus ini.

Pemerintah Inggris memperingatkan puncak kedua bisa datang dari Eropa.

Paramedis Jess Baddams berpose sambil memegang sampel darah selama program pengujian antibodi di Hollymore Ambulance Hub di West Midlands Ambulance Service di Birmingham, Inggris pada 5 Juni 2020.
Paramedis Jess Baddams berpose sambil memegang sampel darah selama program pengujian antibodi di Hollymore Ambulance Hub di West Midlands Ambulance Service di Birmingham, Inggris pada 5 Juni 2020. (Simon Dawson / POOL / AFP)

Baca: WHO Puji Arab Saudi dalam Pelaksanaan Haji 2020 di Tengah Pandemi Covid-19

Karena jumlah kasus (sementara pada titik terendah sejak pertengahan Maret) telah berhenti menurun secara signifikan.

Profesor Chris Whitty, kepala petugas medis Inggris, juga memperingatkan pekan lalu, negara itu mungkin telah mencapai batas sehingga pembatasan dapat dikurangi.

Dalam upaya untuk menghentikan penyebaran virus lagi, Dr. Tedros mengimbau negara-negara untuk secara tegas menegakkan tindakan seperti mengenakan masker, menjaga jarak sosial, mencuci tangan, dan menguji.

"Pesan untuk orang-orang dan pemerintah jelas: Lakukan semuanya," katanya pada konferensi pers dari kantor pusat WHO di Jenewa.

Seorang staf menampilkan sampel vaksin Covid-19 yang tidak aktif di pabrik produksi vaksin China National Pharmaceutical Group Co., Ltd. (Sinopharm) di Beijing, ibukota China, 10 April 2020.
Seorang staf menampilkan sampel vaksin Covid-19 yang tidak aktif di pabrik produksi vaksin China National Pharmaceutical Group Co., Ltd. (Sinopharm) di Beijing, ibukota China, 10 April 2020. (Zhang Yuwei / XINHUA / Xinhua via AFP)

Baca: WHO: Jangan Berharap Vaksin Covid-19 Bisa Tersedia Hingga Tahun Ini

"Sejumlah vaksin sekarang dalam uji klinis fase tiga dan kami semua berharap memiliki sejumlah vaksin efektif yang dapat membantu mencegah orang dari infeksi."

"Namun, tidak ada 'peluru perak' saat ini dan mungkin tidak akan pernah ada."

Dr Tedros menyampaikan, ia khawatir bila vaksin yang tengah diteliti mungkin saja tidak berfungsi dengan baik.

"Ada kekhawatiran, kita mungkin tidak memiliki vaksin yang dapat berfungsi, atau perlindungannya hanya untuk beberapa bulan, tidak lebih."

Iran telah memperkenalkan langkah-langkah untuk mencoba menghentikan penyebaran virus corona.
Iran telah memperkenalkan langkah-langkah untuk mencoba menghentikan penyebaran virus corona. (AFP)

Baca: WHO Rilis Pedoman Baru Protokol Kesehatan, Enggan Singgung Penularan Corona Melalui Udara

"Tapi tunggu sampai kita menyelesaikan uji klinis, kita tidak akan tahu," paparnya.

Kepala kedaruratan WHO Mike Ryan mengatakan negara-negara dengan tingkat penularan yang tinggi, seperti Brasil dan India, perlu bersiap untuk pertempuran besar dan 'mengatur ulang' pendekatan mereka.

"Beberapa negara benar-benar harus mengambil langkah mundur sekarang dan benar-benar melihat bagaimana mereka menangani pandemi di dalam perbatasan nasional mereka," ia mengingatkan.

Hanya ada lima vaksin di dalam fase tiga, yang artinya mereka dalam tes kemanjuran skala besar.

Ilustrasi vaksin virus corona. Rusia mengklaim telah menemukan vaksin corona yang dianggap vaksin paling menjanjikan saat ini..
Ilustrasi vaksin virus corona. Rusia mengklaim telah menemukan vaksin corona yang dianggap vaksin paling menjanjikan saat ini.. (Fresh Daily)

Baca: Geram Disebut Kacung WHO, IDI Laporkan Jerinx SID ke Polisi, Dugaan Pencemaran & Ujaran Kebencian

Menurut pantauan Sky News, saat ini tampaknya vaksin dipimpin oleh kelompok Inggris dari Universitas Oxford dan AstraZeneca.

Jika berhasil, maka akan ditinjau oleh Badan Pengawas Obat dan Produk Kesehatan untuk memeriksa apakah itu harus digunakan pada masyarakat umum.

Beberapa negara, termasuk Inggris, telah menghabiskan jutaan dolar untuk pre-order pasokan vaksin.

Ini didasarkan pada pekerjaan sebelumnya untuk menghasilkan vaksin melawan MERS, virus pernapasan mematikan lainnya.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas