Jadi Relawan Uji Vaksin Covid-19, Arya Sinulingga Jaga Diri Tak Terkena Virus Corona
Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bidang Komunikasi Arya Sinulingga menjadi salah satu relawan uji klinis tahap 3 vaksin Virus Coron
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Sejak Senin (27/7/2020) lalu, resmi dibuka pendaftaran peserta uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac.
Ketua tim riset uji klinis vaksin Covid-19 Unpad Prof Kusnandi Rusmil mengatakan, dibutuhkan 1.620 relawan dalam proses uji klinis vaksin.
Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bidang Komunikasi Arya Sinulingga menjadi salah satu relawan uji klinis tahap 3 vaksin Virus Corona (Covid-19) produksi Sinovac, China.
Arya menjadi relawan uji klinis vaksin Covid-19 untuk kepentingan umat manusia.
Pandemi Covid-19 meluluhlantakkan kehidupan umat manusia. Bukan hanya di Indonesia, tapi juga di
berbagai belahan dunia.
Bagi Arya, ditemukannya vaksin Covid-19 ini menjadi begitu penting demi kelangsungan hidup manusia.
Tahap pertama uji klinis vaksin Covid-19 produksi Sinovac sudah selesai. Disimpulkan, vaksin aman
untuk manusia.
Tahapan kedua uji klinis vaksin tersebut juga sudah selesai, dan didapat hasil bahwa
vaksin itu efektif menjadi Anti Corona.
Tahap tiga uji klinis vaksin ini dilakukan secara massal di beberapa negara. Arya menegaskan,
menyambut kedatangan vaksin Covid-19, masyarakat di Tanah Air harus ada yang berani dan mau
menjadi relawan, mencoba vaksin Covid-19 produksi Sinovac.
Baca: Menteri BUMN: Bio Farma Mampu Produksi Vaksin Covid-19 Sebanyak 250 Juta Dosis per Tahun
Baca: Bagaimana Mekanisme Produksi Obat atau Vaksin Virus Corona? Ini Penjelasan Kemenkes
"Kalau ini berhasil maka kita bisa lepas dari Corona dan bangkit kembali," kata Arya kepada Tribun Network, Selasa (4/8/2020).
"Dan ini juga menyangkut kemanusiaan semua, kalau tidak ada relawan uji klinis siapa nanti yang akan mencoba vaksin dan berani menghadapi masalah ini. Makanya bagi saya ini adalah menyangkut kemanusiaan," sambung Arya.
Uji klinis tahap 3 vaksin Covid-19 produksi Sinovac dilakukan Produsen Vaksin dan Antisera BUMN PT Bio Farma, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Universitas Padjadjaran (UNPAD). 2.400 vaksin buatan Sinovac telah tiba di PT Bio Farma pada 19 Juli 2020 untuk kepentingan uji klinis tahap 3 yang akan dilakukan Agustus ini.
Arya menceritakan, uji klinis vaksin Covid-19 tahap 3 akan dijalaninya kalau bukan akhir pekan ini, akhir
pekan depan.
Besar harapannya agar uji klinis vaksin Covid-19 tahap 3 bisa berhasil.
"Kalau nanti sudah lolos uji klinis tahap 3, maka akan diproduksi di Indonesia sekitar bulan Januari," tutur Arya.
Baca: Pihak RS Wisma Atlet Baru Lihat Hadi Pranoto di Youtube, Sebut Herbal Wajib Lalui Uji Klinis Ketat
Baca: Pertengahan Agustus 2020 Rusia Siap Luncurkan Vaksin Covid-19
Tidak Boleh Terkena Covid-19
Sebelum disuntik vaksin Covid-19 untuk kepentingan uji klinis, Arya diwajibkan fokus menjaga
kesehatan.
Salah satu persyaratan uji klinis vaksin Covid-19 yakni relawan harus dalam kondisi fit dan tidak boleh terinfeksi virus penyebab Covid-19.
"Jadi saya harus jaga kesehatan saya benar ini supaya jangan terkena Corona sebelum divaksin," ucap Arya.
Keluarga Arya sama sekali tak keberatan dengan keputusan Arya menjadi relawan uji klinis vaksin Covid-19. Arya sudah menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 aman untuk manusia dan sudah teruji bisa
menahan agar Virus Corona tidak masuk ke tubuh.
"Bukan obat, tapi menahan supaya virus penyebab Covid-19 tidak masuk di dalam tubuh, artinya divaksin jadi ya akhirnya mereka (keluarga) oke," jelas Arya.
Arya menjelaskan, Sinovac merupakan perusahaan vaksin di China yang kerap bekerjasama dengan Bio Farma. PT Bio Farma sudah teruji untuk memproduksi vaksin di dunia dan sudah diakui World Health Organization (WHO).
Demikian juga dengan Sinovac, diakui oleh WHO di China. Sinovac, lanjut Arya, sudah pernah membuat
vaksin untuk flu burung dan Sars.
"Tahap-tahap yang pernah mereka lakukan, juga tahap-tahap uji klinis sudah diuji di China," jelas Arya.
Vaksin Covid-19 Sinovac, kata Arya, sudah digunakan di Brazil dan belum ada laporan negatif untuk
vaksin produksi Sinovac itu.
Di Brazil bahkan lebih banyak lagi yang diuji coba, dan belum ada laporan negatif soal itu.
Menurut Arya, untuk mengetahui apakah vaksin Covid-19 Sinovac efektif atau tidak perlu diuji klinis di Indonesia.
"Jadi kalau soal ampuh atau tidak, kalau tidak dicoba bagaimana kita tahu? Harus ada dong uji coba
klinis di Indonesia. Kalau kita mau, kita kan tahu, banyak masyarakat takut keluar rumah karena takut
kena Corona," ujarnya.
"Artinya dengan melakukan ini kita menyambung nyawa umat manusia, ini sisi kemanusiaan, dan kita
harus berani untuk jadi relawan uji klinis," sambung Arya.
Pengujian vaksin Covid-19 ia memastikan merupakan langkah kemanusiaan yang harus diambil.
"Ini adalah langkah kita, langkah kemanusiaan, harus ada yang jadi Pioneer, harus siap. Kalau tidak nanti
siapa yang berani, dan ini sudah banyak yang mau. Kang Ridwan Kamil juga mau jadi relawannya.
Sudah cukup banyak yang mau, dan teman saya kemarin sudah mau jadi relawan," tutur Arya.
Menjadi salah satu Pioneer untuk mencoba vaksin Covid-19, Arya mengaku tak khawatir sama sekali. Ia
sudah memahami tahapan-tahapan uji klinis."Tidak usah khawatir, perasaan saya biasa saja, tidak ada
sesuatu yang luar biasa. Karena ini yang di perguruan tinggi, pernah sekolah, pasti tahu tahapan-
tahapan uji klinis seperti ini. Jadi tidak ada sesuatu yang luar biasa," Arya yakin. (tribun network/lucius
genik)