Julukan Baru, Covid-19 Disebut Penyakit Seribu Muka
Misalnya saja dari segi gejala kalau saat awal yang terjangkit covid-19 hanya batuk, pilek, demam, sesak napas
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Coronavirus Disease (Covid-19) merupakan virus baru yang muncul pada akhir 2019 yang sampai ini terus berkembang dari gejala hingga sistem penularannya.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Prof. dr. Amin Soebandrio bahkan menyebutkan covid-19 adalah penyakit 1.000 muka karena selalu menunjukkan hal baru.
Misalnya saja dari segi gejala kalau saat awal yang terjangkit covid-19 hanya batuk, pilek, demam, sesak napas, sekarang cukup kehilangan indra penciuman saja bisa jadi gejala covid-19.
"Masih banyak yang belum kita ketahui tentang virus covid-19 sekarang gejalanya bisa macem-macem nyeri sendi, diare, kehilangan indra penciuman. Covid-19 disebut penyakit 1.000 muka," ungkap Prof. Amin saat live bersama Iradio, Kamis (13/8/2020).
Baca: Pakar: Indonesia Belum Capai Puncak Wabah Covid-19 Gelombang Pertama
Baca: Hitungan Jam, Dua Dokter di Medan Meninggal Akibat Covid-19
Sampai saat ini belum ada juga obat spesifik dalam penangan covid-19, sehingga cara yang paling ampuh adalah melakukan pencegahan.
Terapkan protokol kesehatan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu memakai masker, cuci tangan, menjaga jarak karena yang sehat bisa saja membawa penyakit.
"Jika ketemu orang sehat belum tentu tidak bawa virus pakai masker, jaga jarak karena obat spesifik covid-19 belum ada, kalau ada yang klaim itu tidak benar," ucap Prof. Amin.
Baca: Erick Thohir Keluhkan Pemberitaan Media Asing: Kita Seakan Tak Berdaya Hadapi Covid-19
Belum ada juga vaksin pasti covid-19 yang bisa menambahkan antibody kepada pasien walaupun berbagai lembaga di seluruh dunia mulai mengklaim vaksin buatan mereka bisa mencegah covid-19.
"Vaksin juha belum ada 175 lebih claim vaksin belum ada yang dipastikan akan sukses harapannya akhir tahun sudah ada tapi belum ada," pungkas Prof. Amin.