Menristek: Hadapi Covid-19 Tidak Boleh dengan Ego Institusi
Menurut Bambang, sulitnya penanganan Covid-19 membuat setiap pihak sadar akan pentingnya kolaborasi.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengajak seluruh peneliti berkolaborasi dalam riset untuk menangani pandemi Covid-19.
Menurut Bambang, dalam menghadapi Covid-19 setiap peneliti tidak boleh mengedepankan ego individu maupun institusi.
"Kalau saya bisa katakan berkah dari Covid-19 yang membuat peneliti sadar memecahkan masalah dunia, kemanusiaan, harus bekerja sama. Tidak bisa sendirian. Tidak boleh lagi ada yang namanya ego indovidu, institusi, dan juga ilmu," ucap Bambang pada HUT BPPT di Auditorium Gedung BJ Habibie, Kantor BPPT, Jakarta, Senin (24/8/2020).
Baca: Jokowi Optimis Indonesia Bisa Hasilkan Vaksin Covid-19 Merah Putih 290 Juta Dosis
Dirinya mendorong lembaga riset, perguruan tinggi, dan lembaga lain untuk berkolaborasi dalam berinovasi di tengah pandemi Covid-19 ini.
Menurut Bambang, sulitnya penanganan Covid-19 membuat setiap pihak sadar akan pentingnya kolaborasi.
"Musuhnya ini pertama tidak kelihatan karena bentuknya virus dan kemudian tidak dikenali, sehingga mau tidak mau semua pihak meraba. ketika semua meraba kita sadar, sejeniusnya satu orang, tidak sanggup menghadapi musuh seperti itu," ucap Bambang.
Bambang menyontohkan kesuksesan kolaborasi antara universitas dengan lembaga riset yang terjadi di masa pandemi.
Dirinya mendorong kolaborasi seperti ini terus dipertahankan demi memenuhi kebutuhan inovasi untuk penanganan Covid-19.
"Mereka kemudian kerjasama dengan lembaga termasuk ketika BPPT mengembangkan rapid test, itu adalah hasil kolaborasi BPPT dengan UGM, Unair dan perusahaan bahkan dengan dunia usaha, yaitu dengan PT Hepatika Mataram," pungkas Bambang.