Kembangkan Vaksin Corona, RI Buka Peluang Kerja Sama dengan Bill Gates
Indonesia membuka peluang kerja sama seluas-luasnya dengan berbagai negara untuk pengembangan
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia membuka peluang kerja sama seluas-luasnya dengan berbagai negara untuk pengembangan vaksin corona.
Termasuk dengan salah satu orang terkaya di dunia Bill Gates.
Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional
(PEN) Erick Thohir, mengatakan, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan
yayasan milik miliarder pendiri Microsoft tersebut.
"Kita kontak juga perusahaan vaksin lain, termasuk dengan Melinda Bill Gates
Foundation yang ada kerja sama dengan perusahaan-perusahaan di Amerika," kata
Erick Thohir dalam rapat dengan Komisi IX DPR RI, Kamis (27/8).
Baca: Update Corona Global 28 Agustus: Infeksi AS Lampaui 6 Juta, Inggris 330 Ribu, Arab Saudi 311 Ribu
Saat ini, yayasan Bill Gates mendanai tiga perusahaan farmasi untuk membuat vaksin
Covid-19. Ketiganya adalah Moderna, AstraZeneca dan Johnson & Johnson.
Sejauh ini ketiga perusahaan itu masih dalam proses pengujian.
Bill Gates senang dengan hasil awal dari kandidat vaksin virus corona yang dibuat oleh
Moderna, AstraZeneca dan Johnson & Johnson, tetapi merasa tes yang sebenarnya
akan dilakukan dalam proses pembuatan dan distribusi vaksin.
Baca: Mantan Wali Kota Mojokerto Masud Yunus Meninggal karena Corona, Alami Batuk dan Sesak Napas
Secara global, diperlukan lebih dari 10 miliar dosis vaksin untuk 80 persen populasi
dunia.
Gates memperkirakan bahwa mungkin lebih dari dua tahun vaksin baru
sepenuhnya bisa didistribusikan.
Itu pun jika kandidat vaksin yang diuji AstraZeneca dan Johnson & Johnson berhasil.
Indonesia sendiri sudah menjalin kesepakatan dengan beberapa perusahaan vaksin,
seperti dengan Sinovac, Sinopharm, dan Cansino asal China.
Bahkan, kerja sama dengan Sinovac sudah memasuki tahap uji klinis fase III yang digelar di Bandung dengan melibatkan 1.620 relawan.
Baca: Update Corona 27 Agustus 2020: Bertambah Jadi 162.884 Kasus, Ini 10 Provinsi dengan Kasus Tertinggi
"Tapi vaksin ini adalah solusi jangka pendek, nanti kita bisa juga bikin vaksin sendiri," ungkap Erick.
Vaksin yang dibuat sendiri diberi nama Vaksin Merah Putih yang dikembangkan
konsorsium peneliti nasional yang dikomandoi LBM Eijkman. Saat ini vaksin tersebut
masih dalam tahap mengurutkan genom.
"Tapi ini penyakit baru jadi kita belum bisa dapatkan teknologi yang disampaikan," tutur dia.(tribun network/dit/dod)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.