Virus Corona Ganas Ditemukan di Indonesia, Bermutasi dan Lebih Cepat Menular
Strain mutasi virus SARS-CoV-2 ini sebelumnya juga telah terdeteksi di sejumlah negara seperti di Malaysia.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Dewi Agustina
Hal ini sebagai tanggapan setelah US Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan minggu ini bahwa orang-orang yang terkena Covid-19 tetapi tidak menunjukkan gejala, tidak perlu diuji.
Pimpinan teknis WHO, Maria Van Kerkhove mengatakan badan PBB merekomendasikan kasus yang dicurigai dan memiliki kontak harus diuji.
Hal ini tak lain untuk mengidentifikasi kasus aktif sehingga mereka bisa diisolasi, dan kontak mereka bisa dilacak.
Namun fokusnya harus pada orang-orang yang menampilkan tanda-tanda infeksi.
Baca: Novel Tak Tahu dari Mana Dia Tertular Covid-19: Saya Nggak ke Luar Kantor, Kantor - Rumah Gitu aja
"Rekomendasi kami adalah untuk menguji kasus yang dicurigai. Kami memiliki definisi kontak, dan siapa yang memiliki kontak dengan kasus yang terkonfirmasi, harus diuji terlepas dari perkembangan gejala," ujar Van Kerkhove.
Kepala Program Darurat WHO, Mike Ryan mengatakan ada alasan untuk menguji orang tanpa gejala atau sedikit gejala, khususnya di mana kelompok infeksi muncul.
Namun kata dia, pengujian populasi yang luas itu mahal dan tidak realistis.
"Ini menyerap sejumlah besar sumber daya. Jadi kita perlu fokus pada pengujian individu yang tepat, kita perlu fokus pada memaksimalkan pengujian dalam kelompok, dan kita perlu fokus pada kualitas pengujian, dan kecepatannya," jelasnya.
Sejauh ini berdasarkan data Worldometers, Jumat (28/8/2020) pukul 12.48 WIB, total kasus positif mencapai 24.628.901 di dunia.
Sementara kasus kematian akibat Covid-19 berjumlah 835.639 orang dan yang sembuh mencapai 17.094.868 pasien. (tribun network/den/mal/kps/wly/reuters)