Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

WHO: Nasionalisme Vaksin Menghambat Penghentian Penyebaran Covid-19

Program vaksin nasional bisa menghambat upaya penghentian pandemi Covid-19.

Penulis: Hari Darmawan
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in WHO: Nasionalisme Vaksin Menghambat Penghentian Penyebaran Covid-19
HANDOUT / RUSSIAN DIRECT INVESTMENT FUND / AFP
Ilustrasi: Foto yang diambil pada 6 Agustus 2020 dan disediakan oleh Dana Investasi Langsung Rusia ini memperlihatkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Institut Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menilai, program vaksin nasional bisa menghambat upaya penghentian pandemi Covid-19.

Menurutnya, vaksin harus digunakan secara adil dan efektif. Salah satunya melalui proyek vaksin global COVAX.

Mengutip dari laman Reuters, Sabtu (5/9/2020), Tedros berkata saat ini ada 78 negara kaya yang bergabung dengan rencana alokasi vaksin global COVAX, sehingga totalnya menjadi 170 negara.

Tedros juga mendesak negara lain, untuk bergabung dalam fasilitas ini sebelum 18 September 2020 sebagai komitmen yang mengikat.

"WHO bersama dengan aliansi vaksin GAVI memimpin fasilitas COVAX, yang bertujuan membantu membeli dan mendistribusikan suntikan vaksinasi di seluruh dunia," ucap Tedros.

Tetapi menurut Tedros, namun ada beberapa negara yang telah mengamankan pasokan vaksin untuk negaranya sendiri melalui kesepakatan bilateral, seperti Amerika Serikat.

Baca: Vaksin Hanya Bertahan 6 Bulan, Vaksinasi Massal Harus Serentak untuk Mencegah Penularan Lanjutan

Berita Rekomendasi

"Negara-negara ini, sudah memastikan tidak akan bergabung dengan COVAX. Nasionalisme vaksin akan memperpanjang pandemi, bukan memperpendeknya," kata Tedros.

Dengan kata lain, lanjut Tedros, prioritas pertama yang harus dilakukan adalah mengimunisasi beberapa orang di semua negara.

"Bukan memvaksin semua orang, tapi hanya di beberapa negara," kata Tedros.

Tedros juga menyebutkan, kelompok yang menjadi prioritas mendapat vaksin paling awal adalah petugas kesehatan, orang tua lanjut usia, dan mereka yang memiliki gangguan penyakit tertentu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas