Guru Besar FKUI: 80 Persen dari 1.481 Tenaga Kesehatan Indonesia Kewalahan Tangani Covid-19
80 persen dari 1.481 Tenaga Kesehatan Indonesia kewalahan menangani pasien Virus Corona atau Covid-19.
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru Besar Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Profesor Ari Fahrial Syam mengatakan 80 persen dari 1.481 Tenaga Kesehatan Indonesia kewalahan menangani pasien Virus Corona atau Covid-19.
Hal tersebut dikarenakan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia meningkat secara eksponen pada periode Juli-September 2020.
Informasi tersebut diperoleh FKUI melalui survei yang meliputi 1.481 tenaga kesehatan di seluruh Indonesia.
Baca: Beri Sanksi Berdoa di Kuburan Tengah Malam Bagi Pelanggar Protokol Covid-19, Ini Alasan Polisi
"Kemarin kita rilis hasil penelitian kita meliputi 1.481 nakes (tenaga kesehatan). 80 persen dari jumlah nakes tersebut, bukan hanya dokter tapi semua tenaga kesehatan, mengalami burn out atau kelelahan," ucap Professor Ari saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (6/9/2020) malam.
"Dasarnya (nakes kewalahan, red) pertama karena jumlah kasus Covid-19 kita tidak terkendali, sehingga para nakes kewalahan berhadapan dengan pasien-pasien tersebut," sambung dia.
Professor Ari mengatakan, para nakes tersebut tidak hanya kewalahan secara fisik.
Mereka juga memiliki tingkat stress yang tinggi karena kondisi akibat pandemi Covid-19 ini sudah berlangsung selama 6 bulan.
Baca: Beri Sanksi Berdoa di Kuburan Tengah Malam Bagi Pelanggar Protokol Covid-19, Ini Alasan Polisi
"Kemudian memang ada faktor lain, tingkat stress yang tinggi dialami para nakes," ucap Professor Ari.
Kewalahan secara fisik dan tingkat stress yang tinggi akibat menangani pasien Covid-19 membuat para tenaga kesehatan di Indonesia rentan terpapar virus.
Catatan Amnesty International Indonesia terkait 181 tenaga kesehatan yang gugur akibat Covid-19, kata Professor Ari, tak lain disebabkan kondisi kewalahan secara fisik dan psikis ini.
Baca: 8.142 Orang Indonesia Meninggal Akibat Covid-19 di Dalam dan Luar Negeri
Professor Ari pun mengatakan penyaluran insentif pemerintah kepada para tenaga kesehatan yang tidak berjalan baik turut mempengaruhi.
"Dalam tanda kutip menerima insentif dari pemerintah, tapi kenyataannya insentif ini hanya untuk tenaga-tenaga medis yang memang bekerja di depan (rumah sakit pemerintah). Itu pun juga tidak lancar penyalurannya. Ini juga berpengaruh," kata dia.
Update kasus Covid-19 di Indonesia