Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kondisi Eks PM Italia Usai Positif Corona: Respons Baik Pengobatan, Namun Rapuh karena Faktor Usia

Mantan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi merespon pengobatan akibat COVID-19 secara baik dan optimal.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Kondisi Eks PM Italia Usai Positif Corona: Respons Baik Pengobatan, Namun Rapuh karena Faktor Usia
richestnetworth.org
Silvio Berlusconi 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi merespon pengobatan akibat COVID-19 secara baik dan optimal.

Namun, saat ini ia berada dalam "fase paling kritis" dari COVID-19, menurut penuturan dokter lamanya.

Pria berusia 83 tahun itu dirawat di rumah sakit di Milan pada Jumat (4/9/2020) lalu.

Pemimpin Partai Forza Italia ini positif terkena virus corona setelah di tes pada awal minggu lalu.

Dr Alberto Zangrillo, kepala perawatan intensif di Rumah Sakit San Raffaele mengatakan, Berlusconi juga sempat menderita infeksi paru-paru stadium awal.

Bahkan Presiden AC Milan ini juga memiliki riwayat masalah jantung.

 

Ia diharuskan dipasang dengan alat pacu jantung beberapa tahun yang lalu.

BERITA REKOMENDASI

Data dari Institut Kesehatan Superior Italia menunjukkan, pria berusia 80-87 memiliki tingkat kematian COVID-19 tertinggi.

Di antara semua kasus di Italia, rate kasus kematian di usia tersebut sebesar 47 persen.

Namun, Dr Zangrillo mengatakan dia tetap "optimis secara hati-hati" tentang pemulihan Berlusconi.

"Pasien merespons pengobatan secara optimal," ujarnya, dikutip dari Sky News, Senin (7/9/2020).

"Ini tidak berarti kami bisa mengklaim kemenangan karena seperti yang Anda tahu, dia termasuk dalam kategori paling rapuh, mengingat usianya."

Para pekerja medis membawa seorang pasien di bawah perawatan intensif ke rumah sakit sementara Columbus Covid 2 yang baru dibangun  pada 16 Maret 2020 untuk para pasien coronavirus di Gemelli di Roma. Dokter di Italia mengklaim negaranya sudah bebas dari corona.
Para pekerja medis membawa seorang pasien di bawah perawatan intensif ke rumah sakit sementara Columbus Covid 2 yang baru dibangun pada 16 Maret 2020 untuk para pasien coronavirus di Gemelli di Roma. Dokter di Italia mengklaim negaranya sudah bebas dari corona. (ANDREAS SOLARO / AFP)

Baca: Warganya Nekat Berlibur, Italia Alami Lonjakan Kasus Terparah Sejak Lockdown Dilonggarkan

Dia juga menyarankan, pasiennya tidak akan 'dibebaskan' dalam waktu dekat.

Sebab menurutnya pengobatan virus ini membutuhkan perawatan yang memadai dan membutuhkan waktu.

Diketahui, Berlusconi tetap berada di bangsal VIP di rumah sakit tersebut.

Sebelumnya, Dr Zangrillo sempat menerima kritikan pada akhir Mei lalu.

Kala itu, ketika lockdown di Italia sudah memperlambat laju infeksi baru, ia menganggap secara klinis virus sudah tidak ada lagi.

Keadaan Italia selama pandemi Covid-19 2
Keadaan Italia selama pandemi Covid-19 2 (Tangkap layar channel YouTube KompasTV)

Baca: Temuan Ilmuwan Italia, Virus Corona akan Melemah Seiring Waktu

Lalu sejak itu dia mengakui bahwa pernyataan itu terlalu kuat dan "tidak tepat".

Ia pun menyadari ucapannya itu hanya didasarkan pada pengamatan, pada saat itu pasien lebih sedikit yang memerlukan perawatan intensif.

Adapun sosok Berlusconi, yang berusia 84 tahun akhir bulan ini, menghabiskan sebagian liburan musim panasnya di vila tepi pantai di Pantai Zamrud Sardinia.

Berlusconi akhirnya memutuskan untuk menguji COVID-19 setelah ia selesai berlibur.

Banyak dari kasus virus corona baru-baru ini di Italia, dikaitkan dengan kelompok orang yang berlibur di Sardinia.

Keadaan Italia selama pandemi Covid-19
Keadaan Italia selama pandemi Covid-19 (Tangkap layar channel YouTube KompasTV)

Baca: Desa Italia Ini Tawarkan Promo Penginapan Gratis untuk Wisatawan

Baca: Italia Alami Lonjakan Kasus, Pemakaian Masker di Malam Hari & Penutupan Klub Malam Diberlakukan

Bahkan, di pulau tersebut mengalami lonjakan kasus COVID-19 pada Agustus lalu lantaran banyaknya turis berkunjung ke pantai-pantai.

Di Italia sendiri, kasus infeksi virus corona kembali meningkat pada Agustus.

Padahal, puncak sebelumnya kasus corona di Italia pada Maret dan April lalu.

Pakar kesehatan setempat membenarkan, hal tersebut disebabkan oleh kerumunan orang yang berlibur dan datang ke klub malam.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas