Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peringatan WHO : Dunia Harus Bersiap untuk Pandemi Selanjutnya

Ketua Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengingatkan, dunia harus bersiap untuk pandemi selanjutnya.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Peringatan WHO : Dunia Harus Bersiap untuk Pandemi Selanjutnya
VOA
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, GENEWA - Ketua Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengingatkan, dunia harus bersiap untuk pandemi selanjutnya.

Ia meminta negara-negara untuk berinvestasi di bidang kesehatan masyarakat.

Saat ini, lebih dari 27,19 juta orang telah dilaporkan terinfeksi virus corona baru secara global dan 888.326 telah meninggal, sejak kasus pertama diidentifikasi di China pada Desember 2019.

"Ini bukan pandemi terakhir," kata Tedros dalam jumpa pers di Jenewa seperti dikutip dari Reuters, Selasa (8/9/2020).

“Sejarah mengajarkan kita bahwa wabah dan pandemi adalah fakta kehidupan. Tetapi ketika pandemi berikutnya datang, dunia harus siap - lebih siap daripada saat ini," lanjutnya dalam jumpa pers, Senin kemarin (7/9/2020).

Sebelumnya, WHO menyatakan, belum ada vaksin Covid-19 yang tersedia hingga pertengahan 2021.

Baca: WHO Khawatir Nasionalisme Vaksin Menghambat Penghentian Penyebaran Covid-19

Baca: Bicara Persiapan Nikah, Regina Ivanova Tak Akan Undang Banyak Orang, Pandemi Jadi Alasan

ilustrasi virus corona - Update Virus Corona Global 1 Mei 2020: Total 3,3 Juta Orang Terinfeksi, 1 Juta Orang Telah Sembuh
ilustrasi virus corona - Update Virus Corona Global 1 Mei 2020: Total 3,3 Juta Orang Terinfeksi, 1 Juta Orang Telah Sembuh (Freepik)
Berita Rekomendasi

"Sejauh ini, tak satu pun dari calon vaksin dalam uji klinis yang menunjukkan sinyal jelas kemanjuran pada tingkat setidaknya 50% yang dicari oleh WHO, kata juru bicara WHO Margaret Harris, seperti dikutip Reuters, Minggu (6/9/2020).

Harris mengatakan, bahwa pentingnya pemeriksaan ketat terhadap keefektifan dan keamanan vaksin. Ia merujuk pada fase dalam penelitian vaksin di mana uji klinis besar-besaran di antara manusia dilakukan.

"Tahap 3 ini harus memakan waktu lebih lama karena kita perlu melihat seberapa protektif vaksin itu dan kita juga perlu melihat seberapa aman vaksin itu," tambahnya dalam press briefing di PBB.

Reuters

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas