Peneliti Unpad Sebut Relawan yang Positif Covid-19 Bukan dari Vaksin, Kini Disuntik Lagi
Seorang relawan vaksin Covid-19 dari Cina yang dirahasiakan identitasnya positif Covid-19. Ini penjelasan penelitia Unpad.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Seorang relawan vaksin Covid-19 dari Cina yang dirahasiakan identitasnya positif Covid-19.
Tes swab dilakukan setelah ia pulang dari Semarang. Relawan tersebut belum dipastikan disuntikkan vaksin atau plasebo.
Sebab, relawan dibagi menjadi dua kelompok yang disuntik vaksin dan plasebo.
Peneliti Utama Vaksin Covid-19 Unpad, Prof Kusnandi Rusmil menegaskan bahwa hasil pemeriksaan apus hidup tersebut bukan berasal dari tim penelitian tapi hasil dari program pemeriksaan pemeriksaan swab nasofaring oleh pemerintah.
Kusnandi memastikan satu relawan yang positif Covid-19 bukan akibat vaksin yang sudah disuntikkan.
Baca: Turki Pertimbangkan Izinkan Uji Klinis Fase III Vaksin Covid-19 Buatan Rusia
Baca: Relawan Vaksin Positif Covid-19 Harus Jadi Evaluasi Besar Uji Klinis
Relawan yang tidak disebutkan identitasnya itu, kata Kusnandi, diketahui positif Covid-19 setelah melakukan swab test, saat akan mendapat suntikan vaksin kedua.
Menurut Kusnandi, dugaan sementara relawan tersebut terinfeksi virus corona setelah melakukan perjalanan ke Semarang, Jawa Tengah.
"Jadi dia sudah disuntik pertama kali, kemudian pergi (ke Semarang), pas pulang dicek lagi swab-nya positif," ujar Prof Kusnandi Rusmil, dalam keterangannya, Kamis (10/9/2020).
Saat ini, kata dia, sudah ada 450 relawan yang mendapat suntikan vaksin Sinovac dari China.
Dari jumlah tersebut, 200 relawan sudah mendapat suntikan pertama dan 250 lainnya baru mendapat suntikan pertama.
Relawan lainnya tidak ada yang melaporkan keluhan besar dan tak ada yang masuk rumah sakit.
"Sampai sekarang belum ada yang masuk ke rumah sakit karena sakit, semuanya biasa saja. Keluhannya demam, nyeri yang dalam dua hari hilang. Jadi, seperti suntik biasa saja di puskesmas kalau imunisasi," katanya.
Petugas yang menangani pun, kata Kusnandi, melakukan pemantauan baik itu 30 menit setelah penyuntikan maupun saat relawan pulang ke rumah masing-masing.
"Tiga puluh menit pertama kita lihat, ada alergi atau tidak, ada memar atau tidak, terus dihubungi lagi dua hari berturut-turut dengan telepon," ucapnya.