Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jawaban Achmad Yurianto Soal Hasil Tes PCR yang Terkadang Diragukan Masyarakat: Sifatnya Teknis

Pengambilan spesimen ini menjadi hal yang sifatnya teknis dan bila teknik pengambilan sampel salah, maka hasil tes PCR itu pun akan salah

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Jawaban Achmad Yurianto Soal Hasil Tes PCR yang Terkadang Diragukan Masyarakat: Sifatnya Teknis
TRIBUN/DANY PERMANA
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI Achmad Yurianto menyampaikan pandangannya saat berdiskusi virtual dengan redaksi Tribunnews di Kantor Kemenkes, Kuningan, Jakarta, Jumat (11/9/2020). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Lusius Genik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto memberikan jawaban atas keraguan masyarakat terhadap hasil tes Virus Corona (Covid-19) melalui metode swab (usap) atau Tes PCR.

Mulanya Yuri menjelaskan, pemeriksaan Covid-19 yang direkomendasikan oleh global, dalam hal ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), adalah pemeriksaan anti kit.

Pemeriksaan anti kit ini hanya bisa dilakukan dengan metode real time tes swab atau tes PCR.

"Oleh karena itu selalu dilakukan real time PCR. Hari ini saya dites, berarti hari ini status saya. Katakan saya diswab hari ini, hasilnya tiga hari yang akan datang dan negatif," jelas Yuri kepada Tribunnews via Aplikasi Zoom, Jumat (11/9/2020).

"Apakah tiga hari yang akan datang saya negatif? Tidak. Pada saat diambil itu saya negatif. Artinya bisa saja setelah saya diambil, besoknya jadi positif," sambung Yuri menjelaskan.

Baca: Yuri: Tenaga Kesehatan Bekerja Keras Tangani COVID-19, Mari Dukung Mereka dengan Mengubah Perilaku

Pria asal Malang itu menjelaskan, ada sejumlah tahapan yang dilakukan dalam proses pemeriksaan PCR.

Berita Rekomendasi

Salah satunya pengambilan spesimen yang menjadi faktor penentu keberhasilan.

"Kalau orang yang melakukan swab ini gagal melakukan pada dinding tenggorokan, hanya dapat basah-basah dari ingus saja ya tidak ketemu," kata Yuri.

Menurut keterangan Yuri, pengambilan spesimen ini menjadi hal yang sifatnya teknis.

Bila teknik pengambilan sampel salah, maka hasil tes PCR itu pun akan salah.

"Jadi kalau kita mau mengalir dari depan sampai belakang, satu cara pengambilan sampel. Kalau cara pengambilan sampel salah kita tidak akan menemukan sampel yang benar," pungkas Yuri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas