Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Warga Tangerang Sempat Cemas Hasil Rapid Reaktif Tapi Swab Negatif, Mengapa Bisa Terjadi?

Warga Tangerang bernama Yayas (27) sempat dibuat cemas setelah mengetahui hasil rapid tesnya dinyatakan reaktif. Saat dites hasilnya negatif.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Cerita Warga Tangerang Sempat Cemas Hasil Rapid Reaktif Tapi Swab Negatif, Mengapa Bisa Terjadi?
TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA
Tim PSIS Semarang beserta official menjalani swab test di selasar Gedung DPRD Kota Semarang, Rabu (26/8). Swab test tersebut sebagai langkah protokol kesehatan untuk menjalani latihan perdana menghadapi musim Liga 1 yang akan diadakan bulan Oktober 2020. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) 

Setelah memberitahu keluarganya, keluarganya pun menerima dan bersiap dengan segala konsekuensinya.

Termasuk mempersiapkan sejumlah dana yang nanti diperlukan jika Yayas dinyatakan positif tertular covid-19.

“Besoknya saya swab dengan layanan drive thru di Rumah Sakit swasta kawasan Bintaro yang ditunjuk perusahaan. Hasilnya dikirim malam sekitar jam 2 pagi dan saya dinyatakan negatif covid,” katanya.

Tes PCR yang dilaluinya tidak hanya mendeteksi virus SARS-Cov-2, tapi juga mendeteksi E Gene serta RdRp yang semua dinyatakan negatif.

“Alhamdulillah semua dinyatakan negatif,” katanya.

Harga swab test di Rumah Sakit (RS) swasta berkisar di angka lebih dari Rp 1 juta. Yayas bersyukur perusahaan yang menanggung biaya swabnya saat itu.

Kebanyakan RS swasta melayani pemeriksaan rapid maupun swab diluar rumah sakit untuk mencegah orang yang positif covid-19 masuk kawasan dalam RS.

Berita Rekomendasi

Yayas menyarankan bagi yang berencana melakukan tes rapid atau swab/PCR untuk datang lebih pagi menghindari antrian yang mobil panjang di Rumah Sakit.

Ia juga menyisipkan pesan kepada masyarakat untuk menjaga imunitas, rajin olahraga dan makan makanan bergizi serta menggunakan masker.

Yayas juga mengimbau masyarakat untuk sebaiknya tidak bepergian jika tidak ada kebutuhan mendesak.

“Sebaiknya kalau nggak butuh banget untuk urusan kerja/dinas nggak usah keluar kota dulu. Yang dari Jakarta juga jangan keluar ke kota-kota lainnya karena berpotensi menularkan virus orang di luar kota Jakarta,” katanya.

Dorongan pihak keluarga dan pihak perusahaan disebutnya sangat membantu untuk menindaklanjuti kejadian yang dialaminya, sehingga dia tidak terlalu merasa cemas untuk konsekuensi kedepannya.

Ia juga berpesan agar masyarakat menyiapkan sejumlah dana cadangan kesehatan untuk mengantisipasi jika kejadian seperti yang dialaminya terjadi pada orang lain.

“Keluarga saat itu sudah cukup siap baik secara dana dan secara moral, perusahaan juga mendukung, jadi saya tidak terlalu stress untuk menghadapi konsekuensi misalnya saya dinyatakan positif covid,” tutupnya.

--

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas