Update 16 September: 1.406 WNI di Luar Negeri Positif Covid-19, 119 Meninggal Dunia
Hingga Rabu (16/9/2020) pukul 08.00 WIB, tercatat total 1.406 WNI terpapar Covid-19 di luar negeri, sebanyak 991 kasus telah dinyatakan sembuh.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah kembali memperbarui data kasus Covid-19 yang dialami Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri.
Hingga Rabu (16/9/2020) pukul 08.00 WIB, tercatat total 1.406 WNI terpapar Covid-19 di luar negeri.
Dikutip dari Twitter @Kemlu_RI, sebanyak 991 kasus telah dinyatakan sembuh.
Sedangkan 119 WNI tercatat meninggal dunia akibat Covid-19.
Sebanyak 296 WNI kini dalam perawatan.
"Tambahan WNI terkonfirmasi & sembuh dari COVID19 di Korea Selatan," tulis keterangan Kemlu RI.
Dari data yang diunggah, kasus WNI terpapar Covid-19 di luar negeri paling banyak berada di Arab Saudi.
Baca: Waspadai Happy Hypoxia, Fenomena Akibat Covid-19 yang Merusak Saraf Otak
Total terdapat 211 WNI terkonfirmasi Covid-19.
Sebanyak 55 orang dinyatakan sembuh dan 72 meninggal dunia.
Kemudian di Qatar jumlah WNI yang terpapar Covid-19 berjumlah 131 orang.
Sebanyak 117 dinyatakan sembuh dan 1 meninggal dunia.
Lalu di Kuwait, jumlah WNI yang terpapar mencapai 117 orang.
Sebanyak 109 dinyatakan sembuh dan 3 meninggal dunia.
Baca: Berita Duka: Sekda DKI Saefullah Meninggal karena Covid-19 di RSPAD Gatot Subroto
Sementara kasus tinggi juga tercatat di Malaysia.
Data yang dihimpun menyebut 168 WNI di Negeri Jiran terpapar Covid-19.
Sebanyak 52 orang sudah dinyatakan sembuh dan 2 meninggal dunia.
Adapun WNI yang berada di kapal pesiar, total 185 orang positif Covid-19.
Sebanyak 170 sembuh dan 6 meninggal dunia.
Baca: Menkes Terawan : Unicef Upayakan Vaksin Covid-19 yang Aman, Luas dan Terjangkau untuk Indonesia
Buka Peluang Kerja Sama Vaksin dengan Jepang
Sementara itu Indonesia membuka peluang kerja sama pengembaan vaksin Covid-19 dengan perusahaan dan perguruan tinggi di Jepang.
Dilansir rilis KBRI Tokyo yang diunggah laman kemenlu.go.id, perwakilan Indonesia di Jepang mengunjungi perusahaan Shionogi & Co., perusahaan yang bergerak di bidang riset, pengembangan dan produksi vaksin serta alat kesehatan, Rabu (09/09/2020).
Perusahaan tersebut berkantor pusat di Osaka.
Perwakilan Indonesia berkesempatan untuk menemui Vice President Shionogi & Co.,Takuko Sawada.
Baca: Pemerintah Sadar Kesehatan Lebih Penting Ketimbang Ekonomi dalam Penanganan Covid-19
KUAI KBRI Tokyo, Tri Purnajaya menyampaikan Indonesia terbuka untuk peluang kerja sama vaksin, baik dari segi penelitian, pengembangan, uji klinis hingga produksi.
"Terlebih lagi, Indonesia dan Jepang telah sepakat untuk terus memperkuat kerja sama dalam mengatasi pandemi Covid-19," tulis keterangan dalam rilis tersebut.
Diharapkan ke depannya, Shionogi dapat menjadi bagian dari komitmen tersebut.
"Meski riset vaksin Covid-19 yang dilakukan masih dalam tahap penelitian, namun Shionogi menyambut baik tawaran kerja sama pihak Indonesia," ungkapnya.
Baca: Jokowi Video Call dengan Guru SMP 7 Padang, Beri Semangat dan Minta untuk Motivasi Peserta Didik
Tri Purnajaya mengungkapkan penanganan pandemi harus menjadi prioritas bersama.
"Untuk itu, kontribusi positif dan kerja sama dengan berbagai pihak penting bagi keberhasilan penemuan vaksin," paparnya.
Sementara itu Shionogi & Co. berencana melakukan uji klinis dan berharap dapat segera meluncurkan vaksin pada musim gugur tahun depan.
Prinsip keamanan jangka panjang pun dikedepankan dalam prosesnya.
Saat ini Shionogi merupakan perusahaan yang tergolong paling maju dalam riset vaksin Covid-19 di Jepang.
Baca: Relawan Vaksin Sinovac Terpapar Covid-19 Seusai Pergi ke Luar Kota, Berikut Kronologi Lengkapnya
Jajaki Kerja Sama dengan Perguruan Tinggi
Pada saat yang bersamaan, penjajakan juga dilakukan dengan Research Institute for Microbial Diseases (RIMD) Universitas Osaka.
RIMD terlibat dalam proses riset vaksin Covid-19 bekerja sama dengan perusahaan farmasi rintisan universitas tersebut.
Senada dengan Shionogi, Universitas Osaka menyambut baik peluang kerja sama dengan Indonesia.
Adapun kerja sama yang dijalin ditekankan tidak terbatas pada pendidikan dan penelitian tetapi juga industri.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)