Pendekatan Jangka Pendek terkait Vaksin Corona: Jalin Kerja Sama dengan China, Korsel dan Inggris
Retno menekankan pendekatan tersebut adalah dengan menjalin kerja sama dengan negara lain.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan pemerintah melakukan dua pendekatan untuk mendapatkan vaksin corona (Covid-19).
Salah satunya adalah pendekatan jangka pendek.
Retno menekankan pendekatan tersebut adalah dengan menjalin kerja sama dengan negara lain.
"Pemerintah Indonesia dalam memperoleh vaksin terdapat dua pendekatan. Pertama adalah pendekatan jangka pendek yang berarti akses cepat waktu terhadap vaksin yang akan ada dengan harga terjangkau," ujar Retno, dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR RI, di Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (22/9/2020).
"Dan pendekatan ini memerlukan kerja sama dengan pihak luar baik secara bilateral maupun multilateral," imbuhnya.
Sementara untuk pendekatan jangka panjang, Retno mengatakan caranya adalah dengan menciptakan vaksin yang merupakan produksi dalam negeri atau yang dikenal dengan vaksin Merah Putih.
"Kedua adalah pendekatan jangka panjang, yaitu pengembangan vaksin nasional. Vaksin merah putih kita yang kita harapkan menjadi penopang utama proses kemandirian vaksin COVID-19 di Indonesia," jelasnya.
Di sisi lain Retno menjelaskan untuk pendekatan jangka pendek, pemerintah sudah menjalin kerja sama dengan sejumlah negara seperti China, Korea Selatan dan Inggris.
"Sumber vaksin berasal dari Sinofac dan juga Sinopharm serta G42 dari RRT (Republik Rakyat Tiongkok atau China)," kata dia.
Baca: Indonesia Bergabung dengan Inisiatif Global Penyediaan 2 miliar Vaksin Virus Corona Baru, COVAX.
Adapun dengan Korea Selatan yakni vaksin Genexine telah memasuki uji klinis tahap satu di Negeri Ginseng tersebut.
Selanjutnya, uji klinis tahap kedua akan dilaksanakan di Indonesia pada Oktober mendatang.
Selain itu, Indonesia juga tengah menjalin kerja sama dengan Inggris untuk pengembangan vaksin bernama AstraZeneca dan Imperial College London.
Tak hanya itu, Indonesia saat ini juga telah memperoleh kerja sama vaksin dengan Gavi Covax Facility. Indonesia nantinya akan mendapat keringanan finansial atas vaksin Covid-19.
"Dari track multilateral Indonesia juga sudah memperoleh komitmen ketersediaan vaksin multilateral melalui mekanisme Gavi Covax Facility. Indonesia termasuk Covax 92, yaitu 92 negara dalam kategori low and medium income karena datanya diambil tahun 2019 dan diperkirakan akan mendapat vaksin 20 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Dan Indonesia juga akan memperoleh keringanan finansial melalui mekanisme ODA ataupun co-financing," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.