Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Bima Arya Penyintas Covid-19: Sehari Tegang Minimal Enam Kali

Bima juga mengatakan dalam sehari, dirinya bisa merasa tegang setidaknya enam kali. Hal itu dikarenakan was-was dengan hasil tes.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Cerita Bima Arya Penyintas Covid-19: Sehari Tegang Minimal Enam Kali
Humas Pemkot Bogor
Walikota Bogor Bima Arya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wali Kota Bogor Bima Arya mengaku sehari sempat ketakutan saat menjadi pasien virus corona atau Covid-19.

Saat ini, dirinya sudah menjadi penyintas atau survivor Covid-19

"Oh iya (sempat merasa ketakutan), kan saya nggak bisa tidur juga. Badan mual banget. Jadi ketika malam mual itu selalu berpikir, 'wah jangan-jangan paru-paru sudah mulai begini, jangan-jangan pernafasan sudah begini'," ujar Bima, dalam diskusi Populi Center dan Smart FM Network bertajuk 'Covid-19: Suara Penyintas', Sabtu (26/9/2020).  

Bima juga mengatakan dalam sehari, dirinya bisa merasa tegang setidaknya enam kali. Hal itu dikarenakan was-was dengan hasil tes. 

Menurutnya, tatkala itu dirinya selalu menjalani tiga tes dalam satu kali pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan pada pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari, hingga sebelum pasien tidur. 

Baca: Bima Arya Minta Jokowi Sarankan Tak Hanya Social Distancing Tapi Juga Social Media Distancing

"Sehari itu tegang minimal enam kali, kenapa? Karena pagi, siang, sore, malam, sampai mau tidur kita selalu di tes dan ada tiga tes. Pertama tensi, kedua saturasi, dan terakhir suhu," kata dia. 

Dia mengaku yang paling menegangkan adalah ketika dicek saturasi oksigen. Bima menjelaskan apabila angka tes menunjukkan dibawah 95, maka ada sesuatu yang salah dalam diri pasien. 

Berita Rekomendasi

"Itu kan kalau dibawah 95 itu udah something wrong. Itu tegang banget. Begitu 97, 98, alhamdulillah begitu. Tapi yang lucu itu tensi, tensi itu sering naik turun tergantung mood kita. Kalau kita habis baca WA yang nyebelin katakanlah, itu tensi akan naik tuh," kata Bima. 

Menurut Bima, dari pesan-pesan WA yang masuk dia kemudian bisa memetakan masing-masing karakter dari teman-temannya. 

Karena menurutnya ada pihak-pihak yang memang berniat menyemangati dan memotivasi. Namun ada yang mengirimkan pesan yang justru memikirkan mereka sendiri, bukannya berniat care kepada pasien Covid-19

"Makanya saya membagi orang-orang menjadi tiga. Ada orang yang sangat perhatian dan sayang sama kita (itu) kelihatan. Ada orang yang seperti pak rektor bilang agak nyebelin. Dan satu lagi ada orang yang asyik dengan dirinya atau khawatir dengan dirinya. Banyak orang yang nanya, gejalanya gimana, apa yang dirasa, jadibdia bukan care sama kita tapi dia takut dirinya merasakan itu," ungkap Bima. 

"Ini orang sehari bisa tujuh kali nanya saya. Lama-lama (saya paham), 'oh dia takut sama dirinya sendiri bukan karena care kepada kita'. Nah ada juga orang yang begini dan publik figur banyak yang begini. Jadi nanya 'Kok saya begini ya, kok saya begitu ya'. Saya jadi mikir lho kok dia yang parno, gue yang sakit kok dia yang parno," tandasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas