Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Prof Wiku Ingatkan Jangan Berpikir karena Rajin Berolah Raga dan Diam di Rumah Lalu Kebal Covid-19

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito menyayangkan adanya persepsi di masyarakat yang menyatakan kebal terhadap Covid-19.

Penulis: Anita K Wardhani
zoom-in Prof Wiku Ingatkan Jangan Berpikir karena Rajin Berolah Raga dan Diam di Rumah Lalu Kebal Covid-19
Freepik
ilustrasi virus corona 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito menyayangkan adanya persepsi di masyarakat yang menyatakan kebal terhadap Covid-19.

Ia kembali menekankan bahwa tidak ada masyarakat yang kebal terhadap Covid-19.

Wiku juga mengingatkan virus ini tidak mengenal strata sosial, ataupun jabatan seseorang.

"Jangan sekali-kali kita berpikir karena rajin berolah raga atau berdiam diri di rumah, kita bisa kebal. Karena tertular itu bisa mudah terjadi dari siapapun yang kita temui," kata Wiku.

Untuk itu pemerintah katanya mengedepankan perilaku 3M, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

Untuk masyarakat yang sudah paham agar mendapatkan orang lainnya yang belum sadar sepenuhnya penularan virus Covid-19.

Baca: Satgas Covid-19 Sebut Rapid Test Antigen Seperti Rekomendasi WHO Bisa Digunakan di Indonesia

Baca: Total 228 Tenaga Kesehatan di Indonesia Meninggal Akibat Covid-19, Masyarakat Wajib Terapkan 3M

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito (https://covid19.go.id/)

Dengan tingginya tingkat kesadaran masyarakat, maka Indonesia bisa menjadi kekuatan besar untuk melawan virus Covid-19.

BERITA REKOMENDASI

Begitu juga antar negara melakukan hal yang sama untuk melindungi secara lokal, nasional dan global.

"Sampai sekarang kampanye 3M ini dibantu rekan-rekan relawan dari banyak tempat. Kami juga berkerja keras agar relawan bisa berkampanye menggunakan pendekatan sosial budaya sesuai keadaan masing-masing wilayah," ungkapnya.

Untuk itu Wiku meminta masyarakat agar memiliki tanggung jawab yang tinggi dan kolektif untuk mematuhi protokol kesehatan.

Karena untuk menekan angka kematian pasien Covid-19, dimulai dari menekan angka penularan.

"Semakin kita menghindari penularan terhadap kelompok rentan yaitu usia lanjut dan penderita komorbid, maka potensi menurunkan angka kematian sangat besar," jelas Wiku.

Peserta seleksi kompetisi bidang (SKB) bagi CPNS Pemkot Surabaya dengan hasil rapid tes reaktif menjalani tes usap (swab) usai mengikuti tes di GOR Pancasila, Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa (22/9/2020). Seleksi itu menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat, mulai dari mengenakan masker, pelindung wajah, dan sarung tangan serta jarak antar peserta tes, termasuk memisahkan peserta dengan hasil rapid tes reaktif dalam bilik khusus. Sebanyak 1.142 orang mengikuti SKB CPNS Pemkot Surabaya selama 3 hari di mana dalam satu hari terdapat 3 sesi dengan peserta sebanyak 140 orang. Surya/Ahmad Zaimul Haq
Peserta seleksi kompetisi bidang (SKB) bagi CPNS Pemkot Surabaya dengan hasil rapid tes reaktif menjalani tes usap (swab) usai mengikuti tes di GOR Pancasila, Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa (22/9/2020). Seleksi itu menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat, mulai dari mengenakan masker, pelindung wajah, dan sarung tangan serta jarak antar peserta tes, termasuk memisahkan peserta dengan hasil rapid tes reaktif dalam bilik khusus. Sebanyak 1.142 orang mengikuti SKB CPNS Pemkot Surabaya selama 3 hari di mana dalam satu hari terdapat 3 sesi dengan peserta sebanyak 140 orang. Surya/Ahmad Zaimul Haq (Surya/Ahmad Zaimul Haq)

Rapid Tes Antigen Bisa Diterapkan di Indonesia
menilai Indonesia dimungkinkan bisa menggunakan rapid test antigen sesuai rekomendasi Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).

Rapid test ini dijelaskan Wiku bisa mengeluarkan hasil test Covid-19 dalam beberapa menit.

"Tentunya alat ini bisa digunakan di Indonesia sesuai yang direkomendasikan WHO dan bisa menggantikan rapid test antibody, dan fungsi screening yang dilakukan rapid test tersebut menjadi lebih efektif dan tidak menjadi beban untuk RT PCR sebagai standar penegakan diagnosa," kata Wiku menanggapi pertanyaan media dalam jumpa pers yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (29/9/2020).

Selain itu Satgas Penanganan Covid-19 tengah mengkaji sasaran prioritas vaksin yang disesuaikan dengan kelompok risiko penularan virus Covid-19.

Termasuk elemen-elemen yang diperlukan dalam vaksinasi itu mulai dari supply, pembiayaan, serta mekanisme infrastruktur yang perlu disiapkan.

Wiku Adisasmito meminta masyarakat bersabar menunggu pemerintah mematangkan rencana vaksinasi untuk masyarakat. Ia memastikan pemerintah akan menyampaikan kepada masyarakat sebelum pelaksanaannya.

"Nanti setelah rencana matang dan jelas, akan kami sampaikan kepada masyarakat rencana vaksinasi itu lebih detail. Dan tentunya itu disesuaikan dengan ketersediaan vaksin yang ada untuk melindungi seluruh masyarakat Indonesia," jelas Wiku masih menjawab pertanyaan media.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas