Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

IDl soal Kapan Puncak Pandemi di RI: Covid-19 Susah Ditebak

Para dokter bekerja sesuai dengan pedoman Kementerian Kesehatan, mendiagnosis suspek, probabel, dan semuanya berpedoman pada aturan Kemenkes

Penulis: Reza Deni
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in IDl soal Kapan Puncak Pandemi di RI: Covid-19 Susah Ditebak
CDC
Ilustrasi virus corona 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia.

Hingga Senin (5/10/2020) total kasus positif tembus lebih dari 307.120 ribu orang setelah ada penambahan angka positif harian sebesar 3.622 kasus.

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebut sulit memprediksi kapan pandemi yang muncul sejak awal Maret ini akan berakhir.

"Covid-19 susah ditebak. Saya masih ingat di bulan Maret-April kita saat itu DKI Jakarta tinggi, kemudian pindah ke Jawa Timur, kita merendah," kata Wakil Ketua Umum PB IDI, dr Slamet Budiarto dalam dialog di kanal Youtube BNPB, Senin (5/10/2020).

Slamet mengatakan ketika Jawa Timur melandai, kasus positif di DKI Jakarta justru meningkat lagi.

"Jadi kita belum bisa memprediksi apakah kita sudah sampai puncaknya atau landai, karena polanya berubah-ubah," katanya.

Baca: PM Malaysia Harus Jalani Karantina Setelah Menteri Agama Positif Covid-19

Berita Rekomendasi

Bahkan, kata Slamet, di negara-negara lain, kasus positif Covid-19 masih naik-turun.

"Belum ada sebagian besar negara hari ini nol itu masih jarang sekali. Rata-rata ada infeksi baru," lanjut Slamet.

Dengan kondisi saat ini, Slamet memastikan  pasien Covid-19 akan tetap ditangani para dokter.

Para dokter bekerja sesuai dengan pedoman Kementerian Kesehatan, mendiagnosis suspek, probabel, dan semuanya berpedoman pada aturan Kemenkes.

"Kita sudah memakai SOP sesuai sumpah dan kode etik kedokteran, semangatnya masih tinggi, kalau bisa penderita ini harus turun, yang masuk ke RS," ungkap Slamet.

Baca: Kembali Diperiksa, Tim Kampanye: Hasilnya Tetap Biden Negatif Covid-19

Namun, Slamet mengatakan pemerintah dan masyarakat tetap harus memenuhi tugasnya untuk menurunkan angka infeksi dan kematian.

"Kami tenaga medis akan tetap semangat melayani. Tapi pemerintah, masyarakat dari semua lapisan harus bersama berupaya menurunkan angka penularan dan kematian, sambil menunggu vaksin yang diharapkan sudah ada akhir tahun ini atau awal tahun depan,” katanya.

"Harapan kami untuk masyarakat, yaitu kesadaran akan 3M, memakai masker, cuci tangan, jaga jarak, itu nomor satu," pungkas Slamet

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas