Kampanye Ingat Pesan Ibu, Dokter Lula Kamal Terapkan Hal Ini di Rumah untuk Cegah Penularan Covid-19
Belakangan untuk mendukung penurunan bahkan menekan agar kasus covid-19, gerakan 3 M dan kampanye ingatpesanibu pun gencar dilakukan.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belakangan untuk mendukung penurunan bahkan menekan agar kasus covid-19, gerakan 3 M dan kampanye ingatpesanibu pun gencar dilakukan. Bagaimana sebenarnya kampanye ini?
Dokter Lula Kamal, Mantan Ketua Bidang Komunikasi Publik Satgas Penanganan Covid-19 menjelaskan alasan di balik berubahnya aturan jaga jarak dalam Protokol Kesehatan Covid-19 membahas hal ini
Berikut Wawancara dengan Dokter Lula Kamal
Baca: Mengapa Aturan Jaga Jarak Berubah, Dari Satu Meter Jadi 2 Meter? Simak Penjelasan Dokter Lula Kamal
Baca: Usai UU Cipta Kerja Disahkan, Dua Menantu SBY Annisa Pohan dan Aliya Cetak Pesan Rindu untuk Pepo
Sebagai seorang dokter, kendala apa yang ditemukan saat melakukan sosialisasi hidup sehat di tengah pandemi Covid-19?
Masalahnya mengajak orang untuk mengubah kebiasaan itu tidak mudah. Kalau saya tanya, kebanyakan bilang sudah tahu Covid, sudah tahu 3M, tahu cara pencegahannya, tapi pertanyaannya adalah melakukan apa tidak?
Orang Indonesia sering kali modelnya begini nih, kan dia cuma teman saya, saudara saya, kebanyakan orang justru tertular dari orang yang dia kenal, orang yang dekat sama dia, dari saudaranya.
Kita lengah biasanya dengan yang seperti itu. Jadi, walaupun saudara kita, semua orang yang tidak satu rumah, harus kita perlakukan seakan-akan dia bawa virus.
Seakan-akan dia OTG, jadi kita tidak boleh buka masker sambil ngobrol, kecuali kita menjaga jarak.
Saya sendiri malah begini, di ruangan tertutup, ber-AC, tidak ada saya buka masker, apapun alasannya.
Kalau misalkan mau salat, salat pun pakai masker karena kita tidak tahu, kalau ruangan tertutup, tidak
ada ventilasi, dan cuma ada AC saja.
Tingkat intimasi seseorang dengan orang lain itu cenderung membuat kita lengah dan abai.
Apa kelengahan itu penyebab klaster Covid-19 awal Oktober ini?
Betul, merasa kenal, merasa dekat. Kalau dilihat, meledaknya angka kasus Covid-19 baru itu dari mana? selalu angka kasus Covid-19 meledak kalau ada libur panjang.
Libur panjang sekarang, dua minggu kemudian baru kejadian. Itu namanya masa inkubasi, dari si virus masuk sampai virusnya ada gejala, itu butuh waktu.
Jadi kalau sekarang libur panjang, tunggu satu atau dua minggu, meledak lagi pastinya angka kasus.
Itu
berkali-kali meledak kasus itu gara-gara libur panjang. 17 Agustus kemarin, libur tahun baru Islam.
Jadi tidak heran Agustus dan September angka kasus meledak. Makanya nanti ini, libur-libur yang lain kita
sudah mesti hati-hati.
Libur-libur ini dimanfaatkan untuk kumpul-kumpul keluarga, dan ingat, kalau keluarga pun, kalau tidak satu rumah, kita tidak tahu status kesehatannya.
Kalau pun satu rumah bagaimana? Saya harus ingatkan, ada namanya potensi sumber penularan.
Tiap keluarga ini mesti melihat siapa yang menjadi potensi sumber penularan. Misalkan, mereka yang bekerja dan tetap mobile itu adalah potensi sumber penularan di keluarga.
Mereka yang tetap di rumah, itu tidak menjadi potensi sumber penularan. Kalau mereka yang keluar, mereka adalah potensi sumber penularan.
Kalau di rumah dokter Lula Kamal sendiri bagaimana?
Saya selalu contohkan, di rumah saya itu yang suka keluar itu saya. Tiap hari harus keluar rumah karena memang ada acara yang saya selalu harus datang karena harus live.
Yang kedua adalah suami saya yang tiap hari, jadi kadang-kadang dia harus keluar dua kali dalam satu minggu karena
pekerjaannya.
Kemudian ada supir saya yang datang ke rumah tapi tidak tinggal di rumah, dia potensi
sumber penularan juga.
Satu lagi asisten saya, yang tidak satu rumah, jadi dia juga potensi sumber penularan.
Jadi di rumah saya, dia selalu pakai masker. Supir saya, sepanjang kita bertemu, itu dia selalu pakai masker, kita tidak
ada buka-bukaan masker.
Kalau di rumah saya virus itu ada, asisten saya tidak akan kena. Kalau di rumah asisten saya ada virus, dia tidak akan main ke rumah saya. Ini yang harus kita sama-sama mengerti, bukan parno.
Ini adalah kondisi yang kita harus sama-sama mengerti. Tiap keluarga mesti mengidentifikasi siapa potensi sumber
penularan di rumah.
Kalau punya pembantu yang tiap hari ke pasar, dia pun potensi sumber penularan.
Dia harus mengerti, masuk rumah itu ada ceritanya. Masuk ke rumah berarti baju yang dipakai langsung dilepas, mandi dulu tidak ada pegang-pegang apapun, setelah mandi baru berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain.
Kampanye ingat pesan ibu sejauh ini bagaimana?
Program itu sebetulnya sudah bagus banget. Dan setiap kita mengingat pesan ibu, itu mungkin yang selalu kita bawa sampai mati barangkali.
Makanya kita ambil ibu, jenderal paling hebat pun pasti punya ibu.
Sama ibunya pasti dia meleleh, tidak tega.
Di sisi lain, ibu itu juga penting kenapa? karena kalau ibu itu ada anak, berarti ibunya lebih tua. Lebih tua itu artinya risikonya lebih tinggi untuk tertular dan terjadi fatalitas, untuk terjadi yang berat kasusnya.
Yakinkah Anda jika tangan dan bagian tubuh ini bebas dari virus corona? Seberapa bersih tubuh ini usai mencuci tangan?
"Mencuci tangan bukan berarti kita sudah bersih. Bukan seberapa sering kita mencuci tangan, tetapi jangan pegang wajah kalau tangan belum bersih. Mudahnya, bila di rumah, setiap sebelum menyentuh sesuatu, haruslah mencuci tangan," ujar dokter Lula Kamal.
"Ini virus kecil dan dia bisa berpindah lewat banyak medium, seperti meja,handphone (HP), dan lain-lain.
Penularan yang tidak langsung dan itu lewat medium. Handphone (HP), meja, gagang pintu. Itu, suka lupa. Kalau kita mau pegang wajah kita, kita harus cuci tangan dulu, pastikan tangan bersih," katanya lagi.
Yang muda mungkin tidak berat, tapi ibunya bisa berat. Jadi hati-hati jangan sampai bawa virus ke rumah, ingat pesan ibu itu sudah bagus banget, mestinya bisa kita bawa sepanjang jalan kita berhadapan dengan virus ini.
Makin lama juga orang ingat pesan ibu artinya 3M, kalau mau keluar
rumah, ingat pesan ibu. (tribun network/lucius genik)