Pakar Psikologi Sebut 2 Hal Ini Kunci Kesembuhan Pasien Covid-19
Sama dengan Ade, penyintas Covid-19 lainnya, Putri Octaviani mengaku sempat panik saat mengetahui dirinya positif terinfeksi.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Terdiagnosis positif Covid-19 tidaklah mudah.
Namun bukan berarti diagnosis tersebut dianggap aib yang harus dirahasiakan.
Psikolog Anak dan Keluarga Dra. Mira Amir menegaskan pasien Covid-19 perlu menanamkan pemahaman untuk tidak ragu bicara terbuka dan menerima dengan lapang dada setelah dinyatakan terpapar Covid-19.
Sikap tersebut, menurut Mira dapat mempercepat kesembuhan.
"Kalau kita menutupi berarti sedih sendiri. Sebaliknya kalau kita jujur dan senang, itu (sudah) setengah menuju kesembuhan," ujarnya dalam talkshow "Menghapus Stigma Pasien Covid-19" di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Graha BNPB Jakarta pada Jumat (9/10/2020) siang.
Baca: Update Corona 11 Oktober 2020 di Indonesia: 10 Provinsi dengan Kasus Covid-19 Tertinggi dan Terendah
Mira juga menyinggung soal stigma dari masyarakat terhadap pasien Covid-19.
Stigma, lanjut Mira, itu di luar kontrol.
Lebih baik fokus pada sesuatu yang bisa diubah atau mengatur ulang daripada memikirkan pernyataan negatif yang menambah beban.
"Jadi bukan memikirkan ini dan itu karena kita nggak bisa ubah kondisi tersebut. Tapi kita bisa atur bagaimana bisa membuat kondisi nyaman dan bahagia untuk diri sendiri," kata Mira.
Misalnya seperti pengalaman penyintas Covid-19, Albert Ade.
Dirinya sempat tidak dapat menerima kenyataan saat dinyatakan positif Covid-19.
Apalagi saat itu ia mengalami gejala yang lebih mirip demam berdarah.
"Pikiran langsung kosong dan hanya teringat keluarga saat dinyatakan (positif) Covid-19," ungkap Ade.
Ade menceritakan, dirinya langsung menghubungi keluarga dan lingkungan tempat tinggal soal status barunya itu.