Epidemiolog UI: Jumlah Tes Covid-19 di DKI Jakarta Lebih Tinggi Dibanding Angka Nasional
Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menilai angka pengetesan Covid-19 di DKI Jakarta sudah cukup baik.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menilai angka pengetesan Covid-19 di DKI Jakarta sudah cukup baik.
Pandu mengungkapkan angka pengetesan Covid-19 di Jakarta mencapai tiga kali lebih banyak dibanding angka nasional.
"Angka tesnya bagus, sudah mencapai kapasitas yang tiga kali lebih tinggi daripada angka nasional. Jadi sebagian besar testing di Indonesia itu disumbang oleh testing yang di wilayah DKI," ucap Pandu dalam webinar Proyeksi Kasus Covid-19 dan Evaluasi PSBB yang disiarkan channel Youtube KGM Bappenas, Jumat (23/10/2020).
Baca juga: Epidemiolog UI: Pelaporan Kasus Kematian Akibat Covid-19 Masih Rendah
Menurut Pandu, daerah lain dapat mengikuti langkah DKI Jakarta yang melakukan tes Covid-19 secara massal.
Pandu menilai peningkatan kapasitas pengetesan sangat dibutuhkan untuk mengetahui jumlah masyarakat yang sebenarnya tertular.
Sehingga, dapat dilakukan langkah penyembuhan dan menghentikan rantai penularan.
"Ini menjadi tantangan kita bahwa kita harus juga memperluas kapasitas testing di wilayah lainnya. Supaya kita bisa memotret sebenarnya banyak orang yang memang sudah positif," ucap Pandu.
Sementara untuk positivity rate, DKI Jakarta cenderung fluktuatif.
Baca juga: Satgas Covid-19: Disiplin Menggunakan Masker akan Menurunkan Kasus Positif Corona dalam 3 Minggu
Positivity rate perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan.
Pandu mengungkapkan dalam beberapa pekan terakhir, positivity rate di Jakarta naik turun dan terakhir berada pada angka 17 persen.
"Kalau kita lihat positivity ratenya, jadi ternyata beberapa minggu terakhir ini sudah mulai menurun dan kemudian meningkat lagi dan terakhir sekitar 17 persen," ungkap Pandu.
Dirinya menilai naik turunnya angka positivity rate terjadi karena mobilitas penduduk yang keluar masuk wilayah Jakarta.
Baca juga: Libur Panjang Cuti Bersama Maulid Nabi, Waspadai Lonjakan Kasus Covid-19
"Mobilitas penduduk dari berbagai provinsi di Indonesia akan masuk ke DKI Jakarta dan juga masalah lain yang sulit sekali dikendalikan," ujar Pandu.