Epidemiolog Kritik Pejabat yang Liburan Saat Pandemi, Bukan Contoh yang Tak Baik untuk Masyarakat
Menurut Prof Hadi, jangan sampai masyarakat justru mencontoh pejabat publik yang memutuskan liburan di libur panjang Oktober ini.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Anita K Wardhani
![Epidemiolog Kritik Pejabat yang Liburan Saat Pandemi, Bukan Contoh yang Tak Baik untuk Masyarakat](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/hari-kedua-libur-panjang-rabu-29102020.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Epidemolog dan Dewan Ahli Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Prof Hadi Pratomo mengkritisi sikap pejabat yag tak konsekuen saat pandemi covid-19.
Padahal, sebagai pejabat, seharusnya menjadi contoh dan role model dalam menerapkan protokol kesehatan kepada masyarakat.
Menurut Prof Hadi, jangan sampai masyarakat justru mencontoh pejabat publik yang memutuskan liburan di libur panjang Oktober ini.
Hal itu disampaikan Prof Hadi saat dialog bertajuk Libur Sehat, Liburan Aman Covid-19 melalui siaran YouTube BNPB Indonesia, Sabtu (31/10/2020).
Baca juga: Empat Hari Libur, Jasa Marga Catat 655 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jakarta
Baca juga: Kisah Bu Rani Masih Ndredeg Lihat Kerumunan Setelah Dirawat 25 Hari di Rumah Sakit Karena Covid-19
![Wisatawan mengisi liburan panjang dengan berjalan-jalan menikmati suasana di Jalan Braga, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (30/10/2020). Libur panjang akhir Oktober 2020, sejumlah tempat wisata dan belanja di Kota Bandung mengalami lonjakan pengunjung luar kota, terutama dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Tribun Jabar/Gani Kurniawan #TribunNetwork #MataLokalMenjangkauIndonesia](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/jalan-braga-kota-bandung-dipadati-wisatawan-luar-kota_20201031_005637.jpg)
"Saya sudah 8 bulan tidak ketemu cucu, kita bisa tahan. Artinya kita harus menjadi contoh, menjadi role model. Yang saya lihat juga, kalau melihat berita masih ada pejabat yang enggak konsekuen ya," kata Prof Hadi.
"Itu saya kira tidak bagus untuk masyarakat," jelasnya.
Prof. Hadi pun mengatakan, keputusan paling baik adalah tetap di rumah selama libur panjang ini. Tentunya, untuk menghindari risiko tertular Covid-19.
Namun, jika harus tetap terpaksa berpergian, harus tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
"Paling bagus ya stay, tidak usah pergi. Kalau harus terpaksa pergi, kalau harus terpaksa pergi untuk yang pergi harus, duniannya dibalik. Kalau dulu boleh salaman, sekarang salaman bahaya," ucap Dewan Ahli Perkumpulan Pendidikan dan Promotor Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPKMI) ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.