Kemungkinan Reinfeksi Ada, Penyintas Covid-19 Tetap Wajib 3M
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD, mengatakan kemungkinan penyintas Covid-19 terinfeksi tetap ada, meski kecil.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Di tengah-tengah masyarakat muncul anggapan jika telah terinfeksi Covid-19 dan sembuh, maka tubuh memiliki antibodi yang baik, sehingga tidak dapat kembali terinfeksi.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD, mengatakan kemungkinan penyintas Covid-19 terinfeksi tetap ada, meski kecil.
Ia memaparkan, dari keseluruhan kasus positif Covid-19 di dunia hanya ada 25 - 30 kasus dilaporkan terinfeksi kembali.
Hal itu diungkapnya dalam acara Dialog Produktif dengan Tema "Vaksin : Intervensi Kesehatan Masyarakat yang Efektif dan Aman" yang diselenggarakan di Media Center KPCPEN, melalui youtube, Selasa, 3/11/2020.
"Saat ini dari seluruh dunia memang sudah ada sekitar 25 sampai 30 kasus (reinfeksi Covid-19) ini masih sangat kecil," ungkap dia.
Saat ini penelitian terkait kemampuan proteksi anti body bertahan agar tidak terpapar lagi, terus dikembangkan.
Baca juga: Update 3 November: 345 Pasien Positif Covid-19 Masih Dirawat di RSKI Pulau Galang
Untuk itu ia meminta siapa saja termasuk penyintas agar tetap patuh dan displin pada protokol kesehatan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta Menjaga jarak).
Dirga menyebut, tidak ada jaminan pada imunitas tubuh seseorang dapat terhindar dari virus.
"Sekalipun kita pernah kena Covid-19, kita tetap harus melakukan pakai masker ya tetap dipakai, jangan mentang-mentang udah punya antibodi, lalu lupa 3M," harap dia.