Waspada Gelombang Kedua Pandemi, Satgas Imbau Jangan Lengah, Tingkatkan Disiplin Protokol Kesehatan
Prof Wiku Adisasmito menyebut, masyarakat di berbagai belahan dunia saat ini sedang mengalami fenomena second wave pandemi Covid-19.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut, masyarakat di berbagai belahan dunia saat ini sedang mengalami fenomena second wave atau gelombang kedua pandemi Covid-19.
Second wave atau lonjakan kedua adalah tren kenaikan kasus yang kembali memuncak setelah mengalami kurva penambahan kasus yang melandai.
Wiku pun mengingatkan masyarakat Indonesia untuk waspada.
Hal itu disampaikan Wiku saat memberi keterangan pers Perkembangan Penanganan Covid-19 melalui siaran YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (12/11/2020).
"Bahwa lonjakan kasus, merefleksikan kenaikan kasus aktif atau orang yang sakit, baik yang tengah menjalani isolasi atau dirawat akibat Covid-19," kata Wiku.
Baca juga: Satgas Paparkan Perkembangan Penanganan Covid-19 yang Bervariasi di Tiap Provinsi
Baca juga: Bertambah 4.173 Orang, Satgas Tegaskan Kasus Aktif Indonesia Lebih Rendah Dari Rata-Rata Dunia
Wiku pun kembali mengingatkan, menurut World Health Organization (WHO), gejala Covid-19 akan muncul atau dapat dirasakan setelah 5 atau 6 hari dari terpapar virus Covid-19.
Atau juga, paling lama dapat dirasakan setelah 14 hari, bahkan terkadang tidak tampak sakit.
Pada umumnya, ada dua istilah untuk membedakan pasien Covid-19.
Ialah, asimtomatik yang berarti dapat menularkan tanpa menunjukkan gejala apapun dan presimptomatik yang berarti orang yang masih dalam tahap pengembangan gejala atau berada dalam masa inkubasi.
Wiku juga merujuk pada 3 penelitian yaitu dari Kronbichler et al pada 506 pasien dari 36 studi (2020), He et al pada 50 pasien dari 114 studi (2020), dan Yu et al pada 79 pasien dari 3 Rumah Sakit di Wuhan China tahun 2020.
Ketiga penelitian itu menyatakan bahwa, kebanyakan penderita Covid-19 yang tidak bergejala adalah populasi berusia muda dan berpotensi menularkan orang-orang sekitarnya.
"Hal ini fenomenanya juga terjadi di Indonesia. Berdasarkan hasil riset itu, apabila seseorang terlihat sehat, bukan berarti mereka terbebas atau tidak berada dalam kondisi sakit," tambah Wiku.
Baca juga: Tingkat Kesembuhan Pasien Corona di Indonesia Meningkat, Prof Wiku Ingatkan Pandemi Tak Kenal Libur
Baca juga: Satgas Minta Penjemput Rizieq Shihab yang Alami Gejala Covid-19 Segera Periksa ke Faskes
Karenanya ia meminta masyarakat untuk terus menjaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan.