Ketua Satgas Covid-19: Mereka Yang Buat Kerumunan Akan Diminta Pertanggungjawaban Oleh Allah
Doni menjelaskan sulitnya tugas para dokter dan tenaga medis lainnya dalam penanganan Covid-19 di rumah-rumah sakit rujukan di Indonesia.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Satuan Tugas Covid-19, Letnan Jenderal TNI Doni Monardo kembali meminta masyarakat untuk patuh menjalani protol kesehatan, khususnya menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
Karena, Doni menegaskan, sejumlah aktivitas yang menciptakan kerumunan hampir pasti bisa menimbulkan penularan, menulari dan tertular satu sama lainnya.
“Dan mereka yang menyelenggarakan kegiatan tersebut nantinya bukan hanya mendapatkan sanksi di dunia oleh pemerintah, tetapi juga kelak di kemudian hari akan mendapatkan Permintaan pertanggungjawaban dari Allah SWT, karena kegiatan-kegiatan yang menimbulkan kerumunan itu terjadi penularan,” ujar Doni saat konperensi pers bersama yang disiarakan langsung di Channel Youtube BNPB, Minggu (15/11/2020).
Baca juga: Sempat Positif Covid-19, Melaney Ricardo Enggak Kerja Sebulan Lebih, Ini Keluhannya
Dalam konferensi pers ini, hadir dua orang dokter yang telah bertugas berbulan-bulan di rumah sakit Wisma Atlet dengan kostum lengkap menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) Baju Hazmat, masker N95.
Doni menjelaskan sulitnya tugas para dokter dan tenaga medis lainnya dalam penanganan Covid-19 di rumah-rumah sakit rujukan di Indonesia.
Baca juga: Hindari Covid-19, Ivan Gunawan Pasang Penyaring Udara di Rongga Hidung, Ruben Onsu Komentar Begini
Selama delapan hingga sembilan jam para dokter dan tenaga medis harus memakai pakaian hazmat, lengkap masker dan kacamata dalam menjalankan tugasnya.
Belum lagi selama berbulan-bulan para dokter dan tenaga medis tidak bisa bertemu dengan keluarganya demi melaksanakan tugasnya, merawat mereka yang positif Covid-19.
“Betapa sulitnya tugas yang dilakukan oleh para dokter selama minimal 9 jam atau 8 jam tanpa henti harus menggunakan hazmat. Sedangkan kita, masyarakat hanya diminta untuk patuh kepada protokol kesehatan,” ucapnya.
Baca juga: Keluarga Rizieq Shihab Klaim Sudah Bayar Denda Langgar Protokol Covid-19 Rp 50 Juta Saat Maulid Nabi
“Tadi permintaan dari Ketua Umum IDI dan perwakilan dokter agar masyarakat bisa memahami betapa sulitnya tugas para dokter, betapa dokter memiliki risiko yang sangat tinggi. Tadi sudah disampaikan 160 dokter yang gugur. Belum lagi tenaga kesehatan lainnya, seperti perawat, bidan dan tenaga laboratorium serta petugas medis lainnya,” jelasnya.
Oleh karenanya, kembali dia mengajak seluruh komponen masyarakat untuk betul-betul patuh kepada protokol kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan tidak terjadinya kerumunan.
“Satu hal yang perlu kita lakukan adalah meningkatkan disiplin kolektif, meningkatkan kesadaran untuk tidak melakukan berbagai macam acara yang dapat menimbulkan kerumunan. Sekali lagi semua aktivitas yang berhubungan dengan timbulnya kerumunan untuk dihindari,” tegasnya.(*)