BREAKING NEWS Update Corona Indonesia 17 November 2020: Tambah 3.807 Kasus, Total 474.455 Positif
Jumlah kasus terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19) di Indonesia, bertambah 3.807 pasien per Selasa (17/11/2020).
Penulis: Nuryanti
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Jumlah kasus terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19) di Indonesia, bertambah 3.807 pasien per Selasa (17/11/2020).
Dikutip dari Covid19.go.id, total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia menjadi 474.455 pasien.
Sebelumnya, pada Senin (16/11/2020), total kasus positif sebanyak 470.648 orang.
Lalu, jumlah pasien yang sembuh pada hari ini menjadi 398.636 di seluruh Indonesia.
Pada hari sebelumnya, total pasien yang sembuh yakni 395.443 orang.
Sehingga, ada penambahan pasien sembuh sebanyak 3.193 orang.
Kemudian, total ada 15.393 orang yang dinyatakan meninggal dunia hingga Selasa hari ini.
Sementara, data Senin kemarin sebanyak 15.296 orang dinyatakan meninggal dunia.
Sehingga, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia dalam 24 jam sebanyak 97 orang.
Baca juga: Jokowi Pastikan Vaksin Corona Tiba di Tanah Air Akhir November
Baca juga: Satu Orang yang Dipanggil Polisi Terkait Klarifikasi Acara Habib Rizieq Dinyatakan Positif Corona
Biaya Pasien Covid-19 Mahal
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof Dr dr Hasbullah Thabrany menyampaikan, biaya mengobati pasien Covid-19 itu mahal.
“Biaya penyakit itu mahal. Dari Covid-19 saja, biayanya bisa sampai Rp 600 juta," ungkap dia, dikutip dari laman Covid19.go.id, Selasa (17/11/2020).
Ia menyebut, survey di sembilan provinsi di Indonesia untuk mengkaji biaya pengobatan Covid-19, menemukan biaya tertinggi mencapai Rp 446 juta.
Rata-rata dana yang dikeluarkan untuk mengobati satu pasien Covid-19 adalah Rp 184 juta, dengan rata-rata lama perawatan 16 hari rawat inap.
Baca juga: Kapolda Jabar Dicopot, Ridwan Kamil Apresiasi Kinerjanya, Ternyata juga Jadi Relawan Vaksin Corona
Baca juga: Luis Suarez Positif Terpapar Virus Corona, Lewatkan Dua Partai Penting
Prof Hasbullah menekankan, penyakit merupakan musibah yang sebenarnya bisa dicegah.
Pencegahan dilakukan dengan mengubah perilaku dan menjaga gaya hidup sehat.
Masyarakat diharapkan bisa disiplin menerapkan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak aman.
“Oleh karena itu, jangan gampang menyalahkan Tuhan kalau kita sakit."
"Tuhan tidak akan memberikan seseorang musibah ataupun pahala dan rezeki tanpa melihat sejauh apa usahanya."
"Jadi Covid-19 ini sebenarnya penyakit yang bisa dicegah, melalui penerapan disiplin 3M."
"Apalagi kita tahu bahwa setelah sakit, kita tidak bisa bekerja," terangnya.
Menurutnya, Covid-19 menimbulkan beban dan merugikan negara.
Hingga kini, perawatan pasien Covid-19 masih menjadi tanggungan negara yang menggunakan dana APBN untuk penanganannya.
Pengeluaran negara mencapai Rp 800 triliun (APBN, APBD, dan dana desa) untuk pengobatan hingga program pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Apabila masyarakat disiplin melakukan gerakan 3M, kerugian negara bisa ditekan, dan dampak lainnya kasus Covid-19 pun juga menurun.
Baca juga: Air Kelapa Muda, Garam, dan Jeruk Nipis Kabarnya Ampuh Atasi Virus Corona, Pakar Ahli: Testimoni
Baca juga: Curhatan Nakes saat Kasus Corona Kembali Melonjak: Saya Sudah Berbulan-bulan Tidak Bertemu Keluarga
“Apabila kita menggunakan masker kain yang bisa dicuci, biayanya sangat murah."
"Mungkin satu hari tidak sampai Rp 5.000,00."
"Tapi begitu tertular Covid-19, katakanlah penghasilan kita 1 hari Rp 100 ribu, selama dirawat 15 hari saja, maka kita kehilangan satu setengah juta rupiah."
"Lebih baik kita mengeluarkan Rp 5.000,00 sehari dan mengupayakan disiplin 3M, daripada kehilangan satu setengah juta."
"Ini yang harus kita pikir panjang. Jangan hanya berpikir buat hari ini atau besok saja," terang dia.
Prof Hasbullah menyatakan, vaksin sudah pasti lebih murah dibandingkan merawat atau mengobati.
“Dengan divaksin ini menguntungkan kita semua, kita menjadi tidak terkena virus dan kita tidak menularkan virus kepada orang lain, ini adalah amal karena mencegah orang lain jadi tidak kena musibah dari virus," katanya.
(Tribunnews.com/Nuryanti)