Terbukti dari Pengalaman Masa Lalu, Vaksin di Indonesia Berhasil Cegah Penyakit Menular
Pakar Imunisasi, dr Jane Soepardi menyebut, sudah sejak lama program imunisasi dengan vaksin di Indonesia telah berhasil mencegah penyakit menular.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Pakar Imunisasi, dr Jane Soepardi menyebut, sudah sejak lama program imunisasi dengan vaksin di Indonesia telah berhasil mencegah penyakit menular.
Sebut saja penyakit menular seperti campak, difteri, dan pneumonia berhasil diatasi dengan pemberian vaksin.
“Dulu pada waktu sebelum vaksin ditemukan, kematian karena penyakit menular banyak sekali."
"Dengan lahirnya vaksin-vaksin ini, penyakit-penyakit menular berbahaya tersebut sudah hilang, walaupun masyarakat sering tidak menyadarinya," katanya dikutip dari channel YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (24/11/2020).
Baca juga: Vaksin Oxford-AstraZeneca Diklaim Efektif dan Lebih Murah
Baca juga: Munas MUI Akan Tentukan Pengganti Maruf Amin, Juga Bahas Fatwa Vaksin Covid-19
Baca juga: Selain Memilih Pengganti Maruf Amin, Munas MUI Besok Juga Bahas Fatwa Vaksin Corona
Jane menilai, penting untuk terus memberikan pemahaman penyakit menular apa saja, termasuk Covid-19 dapat dicegah dengan pemberian vaksin (imunisasi).
"Jangan sampai nanti lupa lalu menghindari vaksin sehingga muncul kembali penyakit-penyakit lama," imbuhnya.
Jane dalam kesempatan tersebut juga menguraikan faktor keberhasilan dalam proses imunisasi.
Ia menegaskan, langkah pertama terpenting adalah pemerintah memiliki vaksin yang sudah teruji terlebih dahulu.
"Vaksin pun bukan sembarang merek. Jadi prinsip negara kita adalah vaksin yang digunakan nanti sudah terdaftar di WHO," lanjutnya.
Faktor kedua yang perlu dipersiapkan adalah alat penyimpanannya, agar tidak cepat rusak.
Sedangkan ketiga adalah penentuan lokasi imunisasinya, biasanya menggunakan satu lokasi tertentu agar masyarakat mudah mengaksesnya.
"Lalu yang juga penting lainnya adalah orang yang akan diimunisasi. Kalau bisa sudah ada daftar nama yang dipegang petugas. Kemudian tambahannya adalah relawan yang membantu lalu lintas di lokasi nantinya”, terang Jane.
Terakit dengan upaya penyuluhan dan sosialisasi, Jane mengatakan perlu perencanaan secara matang.
Sehingga, saat masyarakat datang di lokasi imunisasi, mereka sudah siap dan mendapat informasi yang cukup mengenai program tersebut.
Baca juga: Berikut Kisaran Harga 3 Kandidat Vaksin Covid-19 yang Sedang Uji Coba Fase 3
Baca juga: Australia akan Berikan Vaksin Covid-19 bagi Petugas Kesehatan dan Golongan Rentan pada Maret 2021
Baca juga: BPOM : Perlu Waktu untuk Hasilkan Vaksin Covid-19 Aman dan Bermutu
"Kemudian nantinya pelaksana program imunisasi ini harus profesional di bidangnya. Di setiap kali kampanye selalu ada masalah yang baru. Kalau tidak memiliki pengalaman sebelumnya akan gawat."
"Jadi penting sekali untuk imunisasi yang akan datang, jangan sampai orang yang tidak mengerti sama sekali dalam hal kampanye imunisasi ini diberi tugas dan tanggung jawab”, urai Jane.
Terakhir, Jane menyarankan pemerintah perlu melibatkan kader-kader imunisasi di setiap desa sudah ada dan berpengalaman melakukan pelayanan imunisasi.
"Boleh ditambah dari unsur pramuka, karang taruna, dan petugas siskamling”, tandasnya.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)