Pemerintah Minta Masyarakat untuk Hindari Kerumunan, Tidak Gegabah dan Egois
Tiga hari setelahnya menurut Wiku merupakan momen untuk melacak kontak erat sebelum melanjutkan penularan ke yang lebih luas.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA -- Pemerintah meminta masyarakat untuk tetap menghindari kerumunan.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa masa inkubasi virus Covid-19 hanya 5 hari dan gejala dapat muncul 2 hari kemudian.
Tiga hari setelahnya menurut Wiku merupakan momen untuk melacak kontak erat sebelum melanjutkan penularan ke yang lebih luas.
"Saya minta kesadaran agar tidak berkerumun. Jangan gegabah dan egois," kata Wiku di dalam konferensi pers virtual di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, (26/11/2020).
Baca juga: BPOM Dukung Vaksin Covid-19 Apapun yang Dipilih Pemerintah : Kami Siap Dampingi
Menurut Wiku sejumlah kerumunan terbukti telah menyebabkan penyebaran virus meluas.
Diantaranya klaster sidang Gereja Sinode di Bogor Jawa Barat dengan 685 perserta.
Dari klaster ini pemerintah menemukan kasus 24 kasus positif di 5 provinsi yakni Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
Selain itu ada juga klaster kegiatan acara bertajuk bisnis tanpa riba yang melibatkan 200 perserta di Bogor, Jawa Barat.
Dari Klaster ini ditemukan 24 kasus positif di 7 provinsi.
Bahkan klaster ini memakan korban jiwa sebanyak tiga orang.
Baca juga: Pangeran Swedia Carl Philip dan Istrinya Putri Sofia Terinfeksi Covid-19
Selain itu ada klaster gereja Bethel di Lembang Jawa Barat yang melibatkan 200 peserta.
Dari klaster ini ditemukan 226 kasus dengan rata rata penularan mencapai 35 persen.
Lalu ada klaster Ijtima Gowa di Sulawesi Selatan dengan peserta sekitar 8.761 orang.
Dari klaster ini ditemukan 1.248 kasus di 20 provinsi.
Baca juga: 6 FAKTA Rizieq Shihab Masuk Rumah Sakit: Tidak Mengarah ke Covid-19 hingga Kondisi Terkini
Selain itu ada klaster Pondok Pesantren Temboro di Jawa Timur yang menimbulkan 193 kasus yang menyebar di lebih dari 14 kabupaten atau kota di 6 Provinsi dan 1 negara lain.
"Berbagai pengalaman ini akibat kerumunan yang terjadi, sesuai dengan penelitian tahun 2020 yang menyatakan bahwa kemungkinan adanya hubungan dua arah antara kerumunan dan penyebaran penyakit menular.
Ini penting untuk jadi perhatian publik agar kerumunan dihindari," pungkasnya.