Sepuluh Hari di Wisma Atlet, Pasien OTG Melawan Covid-19 dengan Disiplin
Di Tower 5, pasien OTG akan diberikan sebuah gelang khusus pasien, yang disertai lantai, serta kamar berapa mereka akan tidur.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Virus corona telah menginfeksi lebih dari 500.000 masyarakat Indonesia.
Makin meningkatnya pasien positif Covid-19 membuat pemerintah Indonesia membuka Wisma Atlet Kemayoran sebagai Rumah Sakit Darurat Covid-19 sejak 23 Maret 2020.
Bagi pasien positif Covid-19 yang tanpa disertai gejala atau yang disebut OTG (Orang Tanpa Gejala), yang datang melalui prosedur Puskesmas biasanya akan diantar langsung oleh pihak Puskesmas ke Wisma Atlet Kemayoran.
Sebelumnya, petugas Puskesmas sudah meminta data diri, hasil swab, foto KTP dan foto BPJS Kesehatan.
Sampai di Wisma Atlet Kemayoran, pasien OTG harus melalui serangkaian pendataan oleh petugas medis.
Di Tower 5, pasien OTG akan diberikan sebuah gelang khusus pasien, yang disertai lantai, serta kamar berapa mereka akan tidur.
Para pasien OTG ini akan dirawat selama sepuluh hari di Wisma Atlet Kemayoran.
Kamar untuk isolasi mandiri pasien OTG ini terhitung cukup luas, dilengkapi dua kamar tidur dengan tiga kasur, kamar mandi, dapur tanpa kompor dan sofa tempat bersantai.
Ada suster yang berjaga di setiap lantai perawatan pasien OTG. Saat pertama masuk ke kamar, suster yang berjaga akan memberikan sebuah Vitamin yang berjumlah 20 butir, serta lima masker medis.
Vitamin ini diminum sehari dua kali, jumlahnya terhitung pas untuk isolasi 10 hari di Wisma Atlet Kemayoran.
Lalu apa yang dilakukan pasien OTG di Wisma Atlet selama 10 hari isolasi?
Yang paling awal usai tiba di kamar, pasien positif akan dimasukkan ke grup Whatsapp (WA) lantai perawatan. Suster yang akan memasukkan mereka ke grup ini.
Setiap pagi, suster akan memberitahukan jika makanan pasien sudah tiba, kemudian pasien OTG akan mengambil makanan di ruang suster jaga.
Di Wisma Atlet, asupan gizi benar-benar diperhatikan. Setiap menu makanan selalu dilengkapi protein hewani dan nabati.
Pasien OTG akan mendapatkan makan tiga kali sehari, yakni setiap pukul 06.00 yang dilengkapi snack, pukul 12.00 dan 18.00 WIB.
Pasien OTG di Wisma Atlet Kemayoran yang terkadang bosan dengan makanan yang disediakan juga biasanya akan memesan makanan dari layanan pesan makanan online.
Melalui grup WA itu pula, suster akan menanyakan kondisi pasien. Jika pasien memiliki keluhan seperti batuk, pilek, pusing atau apapun, suster akan langsung chat mereka secara personal atau pribadi.
Kemudian, suster akan mendampingi pasien ke poli yang berada di lantai satu Tower 5.
Bagi yang memiliki gangguan kecemasan berlebih saat isolasi di Wisma Atlet ini, petugas medis juga menyediakan layanan konsultasi ke Psikolog.
Layanan konsultasi ke Psikolog ini harus dijadwalkan terlebih dahulu oleh suster dengan menanyakan keluhan apa yang dirasakan pasien.
Grup WA ini juga menjadi tempat pengumuman untuk paket-paket yang dikirimkan kepada pasien.
Paket ini biasanya akan diletakkan kurir pengantar di Pos 4 dan sudah dilengkapi nama pasien penerima, lantai dan kamar dirawat.
Suster yang selalu melakukan koordinasi dengan petugas penerima paket, kemudian membawanya ke ruangan suster jaga.
Setiap hari, pasien bebas melakukan apa saja, namun diharuskan untuk menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
Biasanya para pasien OTG akan melakukan kegiatan outdoor seperti berolahraga pada pagi hari dan sore hari.
Mereka biasa melakukan jogging, bermain voli, sepak bola, bulu tangkis atau bahkan senam. Adapula yang hanya duduk-duduk menghirup udara segar.
Saat pukul 18.00 WIB, biasanya para pasien kembali ke kamar masing-masing.
Selama sepuluh hari, pasien OTG benar-benar dipantau kesehatannya oleh tenaga medis. Mereka juga diharuskan meminum vitamin yang diberikan dan wajib mencuci tangan usai melakukan kegiatan.