Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BREAKING NEWS Update Corona Indonesia 4 Desember 2020: Tambah 5.803 Kasus, Total 563.680 Positif

Jumlah kasus terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19) di Indonesia, bertambah 5.803 pasien per Jumat (4/12/2020).

Penulis: Nuryanti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in BREAKING NEWS Update Corona Indonesia 4 Desember 2020: Tambah 5.803 Kasus, Total 563.680 Positif
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Update Info Corona. Jumlah kasus terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19) di Indonesia, bertambah 5.803 pasien per Jumat (4/12/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Jumlah kasus terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19) di Indonesia, bertambah 5.803 pasien per Jumat (4/12/2020).

Dikutip dari Covid19.go.id, total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia menjadi 563.680 pasien.

Sebelumnya, pada Kamis (3/12/2020), total pasien positif Covid-19 sebanyak 557.877 orang.

Lalu, jumlah pasien yang sembuh pada hari ini menjadi 466.178 pasien di seluruh Indonesia.

Pada hari sebelumnya, total pasien yang sembuh yakni 462.553 orang.

Sehingga, ada penambahan pasien sembuh sebanyak 3.625 orang.

Baca juga: Presiden Meksiko Berencana Tunjuk Militer Ikut Berperan dalam Distribusi Vaksin Virus Corona

Baca juga: Pilkada 2020 Kembali Disorot setelah Rekor Lebih 8.000 Kasus Corona dalam Sehari, Ini Kata Satgas

Kemudian, total ada 17.479 orang yang dinyatakan meninggal dunia hingga Jumat hari ini.

Berita Rekomendasi

Sementara, data Kamis kemarin sebanyak 17.355 orang dinyatakan meninggal dunia.

Sehingga, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia dalam 24 jam sebanyak 124 orang.

Rantai Distribusi Vaksin Telah Siap

Masyarakat perlu untuk mengetahui, bahwa vaksin merupakan produk biologis yang memiliki kerentanan pada perubahan suhu.

Sehingga, umumnya vaksin perlu tersimpan pada suhu 2-8 derajat celcius, dan suhu ini harus terjaga dari pabrik sampai ke puskesmas.

Proses menjaga suhu vaksin di kondisi ideal dari awal sampai akhir inilah yang disebut cold chain (rantai dingin).

Dengan begitu masyarakat menjadi tahu bahwa vaksin terjaga kualitasnya sejak awal sampai ke pemberian vaksinasi.

Baca juga: 437 Orang Jalani Tes Usap Buntut Anies dan Riza Patria Positif Covid-19, Hasilnya 24 Positif Corona

Baca juga: Tak Cuma Kebal Corona, Penelitian Terbaru Sebut Pemilik Golongan Darah O Berpeluang Rendah Meninggal

Pakar Imunisasi, dr Elizabeth Jane Soepardi, MPH, menjelaskan dari manapun asal vaksinnya itu nanti, akan melalui pabrik vaksin kita di PT Bio Farma.

Mereka sudah mempunyai armada untuk menerima dan mendistribusikan vaksin.

"Jadi kita sudah punya depo-depo vaksin. Kemudian Provinsi sudah memiliki cold room, atau lemari penyimpanan khusus," ujarnya, dikutip dari laman Covid19.go.id, Senin (30/11/2020).

Ilustrasi vaksin Pfizer/Biontech, diambil pada 23 November 2020
Ilustrasi vaksin Pfizer/Biontech, diambil pada 23 November 2020 (JOEL SAGET / AFP)

Indonesia telah memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam melaksanakan program vaksinasi.

Proses distribusi vaksin di Indonesia bisa dilakukan dari Aceh sampai Papua dan sudah menggunakan sistem cold chain yang baik, hingga ke pelosok negeri.

Lemari penyimpan berpendingin khusus yang ada di Provinsi, bisa menyimpan vaksin untuk jangka waktu 3-6 bulan dengan suhu terjaga di angka 2-8 derajat celcius.

Pengiriman ini kemudian dilakukan secara bertahap ke level Kabupaten/Kota hingga ke rumah sakit dan puskesmas.

Baca juga: Kasus Meningkat, Gubernur dan Wagub DKI Positif Corona, Ada Apa Dengan Jakarta?

Baca juga: Angka Corona Tinggi, Ratusan Ribu Siswa di Korea Selatan Tetap Jalani Ujian Masuk Perguruan Tinggi

Saat keluar dari cold room, vaksin pun harus cepat dimasukkan ke kotak sementara yang dirancang khusus untuk menjaga temperaturnya dalam perjalanan.

Mengingat vaksinasi harus dilakukan dengan teratur agar terjaga kualitasnya, dr Elizabeth menerangkan, idealnya pemberian vaksin itu harus terjadwal, pada tanggal berapa, jam berapa, dan di mana lokasinya.

Baik petugas yang memberi pelayanan maupun masyarakat harus tahu, sehingga pada waktunya nanti pemberi pelayanan dan yang dilayani bertemu dengan teratur.

Dengan menyusun jadwal jauh-jauh hari sebelumnya, diharapkan proses pelayanan berlangsung dengan lebih cepat.

"Maksimum satu orang hanya memerlukan 10 menit untuk dilayani dari pendaftaran hingga vaksinasi," kata dr Elizabeth.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas