FAKTA Varian Baru Covid-19 di Inggris yang Disebut Lebih Mudah Menular, Pertama Muncul September
Fakta-fakta mengenai varian baru virus corona (Covid-19) yang ditemukan di Inggris, disebut pertama muncul September 2020 hingga lebih mudah menular.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Pravitri Retno W
![FAKTA Varian Baru Covid-19 di Inggris yang Disebut Lebih Mudah Menular, Pertama Muncul September](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ilustrasi-strain-baru-covid-19.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Selama sepekan terakhir, Inggris melaporkan varian baru virus corona (Covid-19) yang menurut Perdana Menteri Boris Johnson 70 persen lebih mudah menular.
Bahkan Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, menggambarkan varian baru tersebut mulai di luar kendali, hingga mengharuskan negara albino ini memberlakukan lockdown ketat untuk memperlambat penyebarannya.
Berikut fakta-fakta mengenai varian baru Covid-19, yang dikutip Tribunnews dari Channel News Asia:
Terungkapnya Varian Baru Covid-19
Varian baru terungkap di Inggris pada akhir November 2020 lalu.
Petugas setempat menyelidiki penyebab tingkat infeksi Covid-19 di Kent yang tak kunjung menurun.
Kemudian dilakukan penelusuran kluster yang dicurigai sebagai varian baru Covid-19 dan menyebarkan virus dengan cepat di Inggris dan London bagian tenggara.
Penelusuran kluster tidak berhasil, lalu diganti menggunakan bukti genetik, hasilnya menunjukkan bahwa benar ada varian baru virus corona yang pertama kali muncul pada September 2020, kata badan pemerintah Public Health England (PHE).
Varian baru itu diketahui menyebar di tingkat yang sangat rendah dalam populasi hingga pertengahan November 2020.
Banyak yang masih belum diketahui tentang jenis virus ini, yang dikenal sebagai garis keturunan B.1.1.7.
Namun, munculnya varian baru tersebut penting untuk menjadi perhatian khusus karena telah menyumbang peningkatan kasus di beberapa wilayah Inggris.
Jumlah wilayah yang melaporkan infeksi darinya terus bertambah, menurut Covid-19 Genomics Consortium UK (COG-UK).
Baca juga: Strain Baru Covid-19, Mutasi Virus Corona yang Pertama Kali Ditemukan di Inggris, Apa Gejalanya?
Baca juga: BioNTech Yakin Vaksin Covid-19 Efektif Lawan Varian Baru Virus Corona di Inggris
Mutasi
Varian baru Covid-19 memiliki jumlah perubahan genetik yang luar biasa besar, menurut COG-UK.
Analisis konsorsium menyoroti tiga mutasi yang mungkin signifikan secara biologis.
Ketiga mutasi terletak pada protein lonjakan virus, yang terkait dengan masuknya virus ke dalam sel dan relevan dalam konteks kekebalan dan kemanjuran vaksin.
Mutasi pertama, yang disebut N501Y, mengubah domain pengikat reseptor protein lonjakan.
Di sinilah virus berikatan dengan reseptor ACE-2 manusia untuk masuk ke sel manusia.
Dikatakan COG-UK, N501Y ditemukan meningkatkan afinitas pengikatan antara virus dan reseptor manusia.
Dalam penelitian dengan tikus, mutasi seperti itu dikaitkan dengan peningkatan infektivitas dan virulensi.
Mutasi kedua melibatkan penghapusan dua asam amino dan dikaitkan dengan kemampuan virus untuk menghindari respons kekebalan manusia.
Hal itu sebelumnya diamati pada wabah terkait cerpelai di Denmark.
Selanjutnya, mutasi ketiga, yang disebut P681H, terletak persis di dekat pembelahan furin pada protein lonjakan, yang merupakan lokasi signifikansi biologis yang diketahui.
Menurut hipotesis para ilmuwan di COG-UK, varian baru mungkin berasal dari penularan virus oleh individu yang terinfeksi secara kronis.
"Ini didasarkan pada pengamatan bahwa tingkat mutasi yang tinggi dapat terakumulasi pada pasien yang mengalami gangguan kekebalan dengan infeksi kronis," tulis pada ilmuwan di COG-UK dalam sebuah konsorsium.
![Ilustrasi Strain Baru Covid-19](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/strain-baru-covid-19-mutasi-virus-corona-yang-pertama-kali-ditemukan-di-inggris-apa-gejalanya.jpg)
Penularan
Data menunjukkan bahwa B.1.1.7 lebih mudah menular daripada varian lain, menurut PHE, yang mengoordinasikan penyelidikan pemerintah Inggris ke varian baru.
Tingkat infeksi di wilayah geografis di mana jenis ini telah beredar, diketahui meningkat lebih cepat dari yang diharapkan.
Bukti pemodelan juga menunjukkan bahwa varian baru Covid-19 memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi daripada varian lain yang beredar saat ini.
Namun, pada 20 Desember 2020, PHE mengatakan bahwa mereka tidak memiliki bukti mengenai varian tersebut lebih mungkin menyebabkan penyakit parah dan kematian atau tidak.
Mutasi Selain B.1.1.7
Ribuan mutasi telah muncul dalam genom virus corona sejak akhir 2019, menurut COG-UK.
Beberapa mutasi ini sebelumnya telah ditemukan di Singapura.
Misalnya, pada Agustus 2020, Singapura menemukan varian Covid-19 yang menyebabkan gejala tidak terlalu parah pada pasien.
Juga pada bulan yang sama, jenis virus dengan mutasi D614G, yang tampaknya lebih menular tetapi tidak terlalu mematikan, terdeteksi di Singapura dan Malaysia.
Baca juga: Ilmuwan Sebut Varian Baru Virus Corona di Inggris Lebih Rentan Menginfeksi Anak-anak
Baca juga: Varian Baru Virus Corona Telah Menyebar, Internasional Berlakukan Larangan Perjalanan dari Inggris
Tanggapan Pemerintah
Di Inggris, sebanyak 16,4 juta orang, atau 31 persen dari populasi, telah mengikuti langkah-langkah level 4 yang paling ketat, termasuk menaati imbauan tinggal di rumah dan penutupan toko-toko tertentu.
Bagian lain Inggris juga memperketat tindakannya.
Wales memberlakukan lockdown yang ketat pada 20 Desember 2020, sementara Skotlandia telah melarang perjalanan ke dan dari wilayah Inggris lainnya untuk Natal.
Baik Skotlandia dan Irlandia Utara akan melakukan lockdown pada 26 Desember 2020.
Di luar Inggris, jenis virus corona baru ini telah terdeteksi di Australia, Denmark, dan Belanda, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Untuk mencegah penyebaran varian baru, beberapa destinasi menutup pintunya bagi para pelancong dari Inggris.
Jerman, Irlandia, Italia, Austria, Rumania, Belanda, dan Belgia mengatakan mereka akan memblokir perjalanan udara dari Inggris.
Sementara Hong Kong, India , Kanada, Iran, Pakistan, Polandia, Spanyol, Swiss, Swedia, Rusia, dan Yordania telah menangguhkan perjalanan untuk warga Inggris.
Lalu, Arab Saudi, Kuwait, dan Oman telah menutup perbatasan mereka sepenuhnya.
Vaksin untuk Varian Baru
Inggris menjadi negara pertama di dunia yang menggunakan vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19 awal bulan ini, dan peluncuran vaksinnya terus berlanjut.
“Saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa vaksin Pfizer tidak akan melindungi orang dari varian baru,” menurut PHE.
Badan kesehatan tersebut mengatakan bahwa peneliti di laboratorium lebih lanjut sedang melakukan penelitian terkait vaksin untuk B.1.1.7.
Baca juga: Jelang Libur Akhir Tahun, Satgas Minta Pemda Jangan Lengah Cegah Pertambahan Kasus Aktif Covid-19
Baca juga: Hari Ini WHO Bertemu Bahas Varian Baru Virus Corona
(Tribunnews.com/Rica Agustina)