Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

GeNose, Alat Deteksi Covid-19 Buatan UGM Tingkat Akurasinya sampai 93 Persen, Biaya Tes Rp 25 Ribu

Alat deteksi virus corona (Covid-19) buatan UGM, GeNose C19 memiliki tingkat akurasi sampai 93 persen. Biaya tes-nya dibanderol Rp 15-25 ribu.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in GeNose, Alat Deteksi Covid-19 Buatan UGM Tingkat Akurasinya sampai 93 Persen, Biaya Tes Rp 25 Ribu
dokumen ristekbin.god.id
GeNose - Alat deteksi virus corona (Covid-19) buatan UGM, GeNose C19 memiliki tingkat akurasi sampai 93 persen. Biaya tes-nya dibanderol Rp 15-25 ribu. 

TRIBUNNEWS.COM - Alat deteksi virus corona (Covid-19) hasil inovasi Universitas Gadjah Mada (UGM), GeNose C19 diklaim mempunyai tingkat akurasi 93 persen.

Dikatakan Tim Peneliti GeNose UGM, dokter Dian Kesumapramudya Nurputra, pihaknya telah melakukan uji klinis alat deteksi tersebut selama 2 bulan.

Uji klinis dilakukan di delapan rumah sakit dengan melibatkan 2.000 subyek.

Dari hasil uji klinis menunjukkan tingkat senstivitas GeNose sekira 90-92 persen, dan spesifisitas-nya 95-96 persen.

"Dari hasil uji klinis kita kemarin selama 2 bulan di 8 rumah sekit dengan 2.000 subyek, kita dapatkan senstivitas-nya itu sekitar 90-92 persen, spesifisitas-nya 95-96 persen, dengan akurasi 93 persen," terang Dian dalam video yang diunggah kanal YouTube Apa Kabar Indonesia Tvone, Senin (28/12/2020).

Selanjutnya, Dian memaparkan perbedaan tes GeNose dengan rapid test antibodi dan rapid test antigen.

Rapid test antibodi merupakan tes yang dilakukan dengan memeriksa respon antibodi terhadap virus corona.

Berita Rekomendasi

Rapid test antibodi juga baru terdeteksi di hari ke 4 atau ke 5 setelah terinfeksi.

Baca juga: Sudah Dapat Izin Edar dari Kemenkes, Biaya Tes Covid Genose Dibanderol Rp 25 Ribu

Baca juga: Ada 8 Titik, Test Covid-19 di Bandara Soekarno-Hatta Kembali Dibuka untuk Umum

Lalu, rapid test antigen merupakan tes yang dilakukan dengan memeriksa partikel virus yang diambil dari tenggorokan.

Sedangkan tes GeNose merupakan tes yang dilakukan dengan memeriksa metabolisme dari virus yang bentuknya berupa volatile organic compounds (VOC).

"Ini (GeNose) yang diperiksa adalah metabolisme dari si virus yang disebut VOC, di situ sar cov-2 mempunyai metabolisme yang polanya spesifik," kata Dian.

Namun demikian, Dian menyebut GeNose tidak akan menggantikan PCR untuk mendeteksi Covid-19.

Alat tes seberat 50 kilogram itu, nantinya akan digunakan untuk sebagai alat skrining.

"Kita lebih mengutamakan memang alat ini dipakai untuk skrining. Jadi dipasang di depan, sementara kalau ketemu positif konfirmasi lah dengan PCR."

"Saya ingin juga mau meluruskan ada beberapa berita yang mengatakan alat ini akan mengganti PCR, terlalu jauh dan terlalu over-klaim untuk mengatakan seperti itu," terang dia.

dokter Dian Kesumapramudya Nurputra
Tim Peneliti GeNose UGM, dokter Dian Kesumapramudya Nurputra

Dian menegaskan, GeNose lebih tepat digunakan sebagai pendamping rapid test antibodi dan rapid test antigen.

Diharapkan GeNose dapat membantu mencegah atau memutus penularan Covid-19 dengan lebih banyak menemukan orang-orang yang positif.

Sementara itu, Ketua Tim Pengembang GeNose, Kuwat Triyana menyebut biaya yang dibanderol untuk tes menggunakan GeNose yakni kisaran Rp 15-25 ribu.

Di tahap pertama, UGM telah memproduksi GeNose sebanyak 200 unit.

Meski begitu, 100 alat tersebut diklaim mampu melakukan tes terhadap 12 ribu orang dalam sehari.

"Angka 120 tes per alat itu dari estimasi bahwa setiap tes membutuhkan tiga menit termasuk pengambilan nafas sehingga satu jam dapat mengetes 20 orang dan bila efektif alat bekerja selama enam jam," ujar Kuwat pada Tribunnews.com.

Segera Diproduksi Massal

Kuwat kemudian menegaskan setelah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan, GeNose akan segera diproduksi massal.

Tim berharap bila ada 1.000 unit kelak maka akan mampu mentes sebanyak 120 ribu orang sehari, dan bila ada 10 ribu unit (sesuai target di akhir bulan Februari 2021) maka Indonesia akan menunjukkan jumlah tes Covid-19 per hari
terbanyak di dunia yakni 1,2 juta orang per hari.

“Tentu, bukan hanya angka-angka seperti itu harapan kita semua, namun kemampuan mentes sebanyak itu diharapkan akan menemukan orang-orang terinfeksi Covid-19 tanpa gejala (OTG) dan segera diambil tindakan isolasi atau perawatan sehingga rantai penyebaran Covid-19 dapat segera terputus,”papar Kuwat.

Baca juga: Angka Positif Covid-19 Masih Tinggi, MUI Minta Masyarakat Patuh Protokol Kesehatan

Baca juga: Gelombang Varian Baru Virus Corona Telah Mencapai Spanyol hingga Kanada

Untuk mewujudkan itu, lima industri konsorsium telah berkomitmen untuk mendukung, yakni PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri (bagian mekanik), PT. Hikari Solusindo Sukses (elektronik dan sensor), PT. Stechoq Robotika Indonesia (pneumatic), PT. Nanosense Instrument Indonesia (artificial intelligence, elektronik dan after sales), dan
PT. Swayasa Prakarsa (assembly, perijinan, standar, QC/QA, bisnis).

Mewakili tim, Kuwat juga memberikan apresiasi kepada semua pihak yang membantu pengembangan GeNose C19, yaitu Kemensesneg, BIN, Kemenristek/BRIN/LPDP, Kemendikbud, Kemenhub, Kemenkes, KemenPUPR, Kemenlu, TNI AD dan Polri.

Selain itu, juga kepada 8 rumah sakit mitra uji diagnostik (RSUP Dr Sardjito, RSPAU Hardjolukito Yogyakarta, RS Bhayangkara Tk III Polda DI Yogyakarta, RSLKC Bambanglipuro Bantul, RST Dr. Soedjono Magelang, RS Bhayangkara Tk I Raden Said Soekanto Jakarta, RS Akademik UGM, dan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang), juga kepada tim review uji klinis Kemkes yang telah memberi masukan secara kritis dan
konstruktif.

Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni, Prof. Dr. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M., mengatakan siap dipasarkannya GeNose ini menunjukkan kontribusi UGM untuk menangani pandemi sekaligus agar roda perekonomian tetap berjalan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Selain itu, hal ini juga memperlihatkan berjalannya kemitraan dan kerja sama strategis antara universitas, pemerintah, industri dan masyarakat.

“Ini kerja bagus sekaligus perwujudan UGM Science Techno Park sebagai jembatan antara universitas dan industri serta tempat riset para dosen dan mahasiswa,”kata Paripurna.

Paripurna juga mengapresiasi adanya perhatian banyak pihak terhadap pengembangan GeNose ini, seperti Ketua dan anggota MWA, Menteri PUPR,

Menteri Perhubungan dan Menteri Luar Negeri, BIN, RistekBRIN dan mitra lainnya.

(Tribunnews.com/Rica Agustina/Anita K Wardhani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas