Pasien Covid-19 Menumpuk di IGD, Dekan FKUI Imbau Pemda Kompak Tiadakan Acara Malam Tahun Baru
Semakin meningkatnya pasien di sejumlah IGD Rumah Sakit (RS) yang sebagian besar merupakan pasien covid-19 menyulut perhatian akademisi UI.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Semakin meningkatnya pasien di sejumlah IGD Rumah Sakit (RS) yang sebagian besar merupakan pasien covid-19 menyulut perhatian akademisi Unversitas Indonesia.
Dekan Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. dr. Ari F Syam mengimbau agar Pemerintah Daerah kompak meniadakan acara malam tahun baru dan memberlakukan jam malam di malam pergantian tahun.
Saran ini diunggah Prof Ari di akun twitternya pada Minggu (27/12/2020).
“Untuk Para Kepala Daerah bagaimana kalau Bapak Ibu semua kompak meniadakan acara malam tahun baru serta memberlakukan jam malam pada malam tahun baru tersebut,” kata dr Ari mengutip tulisannya di twitter.
Baca juga: Wacana Indekost Tangsel Jadi Isolasi Pasien Corona: Ada yang Menolak dan Setuju Asal Harganya Naik
Baca juga: Adrea Dian, Nunung dan Belasan Artis Kena Covid-19, Gejalanya Beragam, Dewi Perssik Alami Ruam
Akademisi dan praktisi klinis tersebut mengungkapkan fakta bahwa saat ini di Jakarta pasien di IGD menumpuk yang sebagian besar merupakan pasien covid-19.
Para pasien tersebut menunggu ruang rawat inap karena ruang isolasi terbatas, sehingga RS memasang tenda-tenda di depan RS untuk menampung pasien.
Terutama bagi Rumah Sakit Swasta, dr Ari mengatakan ini kondisi tersulit dan kebanyakan mereka yang datang ke RS merupakan pasien suspek maupun pasien yang terkonfirmasi covid-19
“Untuk RS swasta ini kondisi tersulit. Pasien umum takut berobat yang datang hanya pasien suspek atau sudah terkonfirmasi COVID-19,” kata dr Ari.
Prof Ari juga meminta pengamanan diperketat jelang akhir tahun untuk menerapkan protokol kesehatan di masyarakat.
Ia juga mengapresiasi kepala daerah yang telah tegas menerapkan jam malam, seperti yang dilakukan Bupati Bone.
“Saya angkat jempol terhadap kepala daerah yang menerapkan jam malam, salah satunya Bupati Bone,” ujarnya.
Dokter Ari menceritakan bahwa belum lama ada kenalannya yang membutuhkan ICU, namun terkendala karena penuhnya ICU sejumlah RS di Jakarta.
Bahkan ia baru mendapatkan kabar bahwa salah satu rekan satu profesinya di Serang baru saja meninggal dunia karena Covid-19 menyusul sang istri yang seminggu lalu juga meninggal dunia karena Covid-19.
Dengan rentetan kejadian tersebut dia berharap kepala daerah memahami dengan baik kondisi saat ini dan bersama-sama melawan covid-19.
“Kalau kondisi di hulu tidak bisa dikendalikan akan banyak pasien-pasien yang meninggal di IGD karena tidak ada ruang ICU,” kata Ari F Syam.