Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menkes : Butuh Waktu 3,5 Tahun Selesaikan Proses Vaksinasi Covid-19

Sesuai dengan standar dari WHO, nantinya setiap penduduk akan dilakukan dua kali penyuntikan.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Menkes : Butuh Waktu 3,5 Tahun Selesaikan Proses Vaksinasi Covid-19
Surya/Ahmad Zaimul Haq
Ilustrasi: Petugas medis melakukan simulasi vaksinasi Covid-19 yang dilakukan di RSI Jemursari, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (18/12/2020). Acara simulasi vaksinasi dihadiri Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Ketua Umum MUI, KH Miftachul Akhyar. Surya/Ahmad Zaimul Haq 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyatakan, penyelesaian vaksinasi bagi masyarakat Indonesia tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.

Ia memperkirakan butuh waktu selama 3,5 tahun untuk menyelesaikan proses vaksinasi tersebut.

“Kira-kira butuh waktu 3,5 tahun untuk vaksinasi semuanya,” ucapnya seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Kesehatan, Sabtu (2/1/2021).

Budi menjelaskan, hal itu didasari dari penghitungan untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) pemerintah telah menyiapkan sebanyak 426 juta dosis vaksin untuk 181 juta penduduk Indonesia.

Baca juga: Gubernur Jatim Khofifah Indar Positif Corona, Ini Tindakan Tim Penanganan Covid-19

Sesuai dengan standar dari WHO, nantinya setiap penduduk akan dilakukan dua kali penyuntikan.

“Kami menyiapkan buffer stock sebanyak 15%, jadi total yang kita butuhkan sekitar 426 juta dosis vaksin,” kata Budi.

Berita Rekomendasi

Menkes Budi menyampaikan vaksinasi COVID-19 tahap pertama akan diprioritaskan bagi tenaga kesehatan serta petugas pelayanan publik.

Baca juga: Sepanjang 2020, 504 Tenaga Medis di Indonesia Meninggal karena Covid-19, Tertinggi di Asia

Sementara tahap kedua untuk masyarakat rentan di daerah dengan risiko penularan tinggi dan masyarakat lainnya dengan pendekatan kluster serta ketersediaan vaksin.

Lebih lanjut, pihaknya merinci pembelian vaksin oleh Pemerintah Indonesia berasal dari 5 jalur yakni empat produsen berasal dari bilateral yaitu Sinovac dari Tiongkok, Novavax dari Kanada-Amerika, Pfizer dari Jerman-Amerika, AstraZeneca dari Swiss-Inggris dan satu berasal dari multilateral yakni COVAX/GAVI dari aliansi vaksin GAVI dengan didukung WHO dan CEPI.

Komunikasi terus dilakukan secara intens, mengingat saat ini vaksin menjadi komoditas yang paling diperebutkan oleh seluruh negara di dunia.

Baca juga: Langsungkan Akad Nikah di Ruang Isolasi Pasien Covid-19, Penghulu dan Pengantin Pakai APD Level 3

“Karena memang ini belum ada barangnya, kita harus siap-siap. Jadi ada isu kemanusiaan disini, itu sebabnya kita agresif mencari vaksin, meski vaksinnya belum terbukti kita sudah DP duluan. Kenapa? Karena nanti kita ngak kebagian,” terang Menkes.

Pihaknya berharap vaksin-vaksin tersebut segera tiba di Indonesia, sehingga bisa segera dilakukan penyuntikan bagi 181 juta penduduk Indonesia terutama bagi para tenaga kesehatan yang selama 10 bulan ini telah berjuang di garda terdepan penanganan Covid-19.

Atas kerja keras dan perjuangan yang diberikan, Menkes menyampaikan ucapan terima kasih serta berkomitmen untuk memberikan jaminan perlindungan dan keselamatan selama mereka bertugas.

"Terima kasih temen-temen (tenaga kesehatan dan tenaga medis) telah berjuang merawat pasien, saya sendiri merasakan ternyata memakai APD itu lama dan panas, bukanya juga susah mesti mandi juga agar aman, saya terus terang bangga dengan perjuangan teman-teman,” tuturnya.

Menkes berpesan agar ditengah kabar baik kedatangan vaksin Covid-19 di Indonesia, protokol kesehatan 3M terus ditegakkan oleh masyarakat tanpa terkecuali, sebab itu merupakan kunci untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas