WHO Kritik Pemerintah China yang Belum Izinkan Ilmuwan Internasional Selidiki Asal Virus Corona
Ia kemudian menekankan kepada mereka, misi pencarian fakta ini merupakan prioritas bagi WHO dan tim internasional.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
Sebelumnya, para ilmuwan meyakini bahwa wabah ini dimulai di pasar basah kota itu, yakni Pasar Makanan Laut Huanan.
Namun, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengindikasikan bahwa penyelidikan epidemiologi China menemukan bahwa pandemi Covid-19 'kemungkinan' disebabkan oleh serangkaian wabah terpisah dari beberapa lokasi di seluruh dunia.
Mendengar klaim Wang Yi, Dr Ryan dari WHO pun menantang kesimpulan tersebut dan menyebutnya 'sangat spekulatif'.
Tim pencari fakta ingin mengetahui apakah pasar basah tersebut menjadi sumber kontaminasi, penguat penularan dari manusia ke manusia, atau keduanya.
Tahun Lalu, Asal Usul Pandemi Tetap Menjadi Misteri
Akhir bulan lalu, otoritas kesehatan China menunjukkan bahwa jumlah sebenarnya kasus Covid-19 di Wuhan pada awal tahun ini mungkin telah mencapai sepuluh kali lipat dari penghitungan yang tercatat.
Ini berarti sebanyak setengah juta penduduk negara itu, mungkin telah terinfeksi selama hari-hari awal tersebarnya wabah.
Komisi Kesehatan Kota Wuhan kali pertama melaporkan sekumpulan kasus pneumonia terjadi di Wuhan, provinsi Hubei pada 31 Desember 2019.
Pada akhirnya, kasus pneumonia itu diidentifikasi sebagai SARS-Cov-2 atau virus corona baru.
Kemudian pada bulan Maret 2020, saat virus ini menyebar melalui China ke seluruh dunia, WHO menyebut wabah tersebut sebagai pandemi.
Pernyataan WHO ini mendorong banyak negara memberlakukan sistem penguncian (lockdown) dan pembatasan lainnya untuk menekan penyebaran virus tersebut, tentunya langkah ini berdampak buruk pada kondisi ekonomi dan sosial yang sangat signifikan secara global.
WHO menyatakan bahwa 'semua bukti yang terkumpul' menunjukkan bahwa virus itu berasal dari hewan, dan kemungkinan besar telah muncul dari pasar basah Wuhan.
Kendati demikian, AS dan China telah menghabiskan waktu selama berbulan-bulan untuk memperdebatkan tentang asal usul virus ini.
AS dan sekutunya menuduh bahwa virus itu bocor dari laboratorium China.