Menkes Sebut Vaksinasi Covid-19 Mandiri Dikaji dengan Hati-hati, Ini Alasannya
Selama program vaksinasi bisa dilakukan secepat-cepatnya, seluas-luasnya, semurah-murahnya dan jangan sampai keluar narasi yang kaya didahulukan
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menerima terbuka adanya opsi vaksinasi Covid-19 mandiri alias berbayar.
Namun, ia memastikan untuk masuk ke tahapan tersebut pihaknya menerapkan prinsip kehati-hatian dalam membuat kebijakan.
Hal itu disampaikan Budi dalam webinar Alumni ITB pada Sabtu (16/1/2021).
"Selama program vaksinasi bisa dilakukan secepat-cepatnya, seluas-luasnya, semurah-murahnya.
Prinsip yang perlu dijaga hati-hati dan jangan sampai keluar narasi di publik seperti ini, yang kaya bisa duluan (vaksin)," ujar Budi.
Saat ini, pemerintah tengah fokus menjalankan program vaksinasi gratis bagi 181,5 juta masyarakat Indonesia.
Baca juga: Sukseskan Program Vaksinasi, Satgas Covid-19 Pastikan Gandeng Tokoh Agama
Baca juga: Epidemiolog Prediksi Herd Imunity Terbentuk 15 Bulan Jika Pasokan Vaksin Covid-19 Lancar
"Sekarang sedang kita pikiran caranya bagaimana. Itu hak masyarakat untuk mendapatkan vaksin gratis," kata wakil menteri BUMN ini.
Ia tak memungkiri, banyak pihak terutama yang datang dengan finansial kuat, ingin mendapatkan vaksin sesegara mungkin.
Budi berharap, masyarakat dapat sabar dan menunggu tahapan dan penjadwalan pemberian vaksin yang telah disusun kementerian kesehatan.
"Vaksinnya terbatas. Cukup dalam setahun tapi kita lakukan bertahap. Jadi tolong teman-teman yang mau vaksin sabar menunggu gilirannya," ujarnya.
"Pasti kita vaksinasi karena memang sudah kita siapkan jumlahnya," sambung menteri yang baru dilantik ini pada akhir tahun lalu.