Angka Kematian karena Covid-19 Indonesia Urutan ke-12 Dunia, Tertinggi di Asia
Kenaikan penularan Covid-19 juga diiringi dengan peningkatan jumlah angka kematian pasien. Bahkan Indonesia telah masuk ke urutan 12 tertinggi di duni
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA- Peningkatan penularan Covid-19 masih terasa di awal tahun 2021. Bahkan, pada sepekan terakhir, rata-rata kasus baru tembus hingga 12 ribu per hari.
Kenaikan penularan Covid-19 juga diiringi dengan peningkatan jumlah angka kematian pasien. Bahkan Indonesia telah masuk ke urutan 12 tertinggi di dunia.
"Memasuki awal tahun 2021 kita lihat bahwa pertambahan kasus Covid-19 terus meningkat sepanjang 20-29 Januari 2021 saja, lebih dari 12.000 kasus positif baru setiap hari. Pada Selasa 2021 jumlah kumulatif kasus positif Covid menembus angka 1 juta kasus," kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam diskusi daring, Sabtu (30/1/2021) kemarin.
Baca juga: Satgas Covid-19 Ingatkan RS agar Tak Tolak Pasien: Perawatan Sepenuhnya Ditanggung Negara
Baca juga: Cerita Aisyah Bocah Sebatang Kara, Ibu Meninggal karena Covid-19, Artis dan Pejabat TNI Antre Adopsi
"Kenaikan angka tersebut diikuti dengan kenaikan angka jumlah kematian sesuai dengan data WHO jumlah data kematian Covid dalam sepekan terakhir menjadi yang tertinggi di Asia dan berada di urutan 12 di dunia. Fakta ini membuktikan bahwa pandemi masih belum dapat dikendalikan," lanjutnya.
Dalam kesempatan itu ia memastikan 91.817 anggotanya dipersiapkan untuk Menjadi vaksinator dalam mencapai target vaksinasi COVID-19 dapat segera terpenuhi.
"Tercatat, TNI sudah menyiapkan tenaga kesehatannya sebanyak 9.176 vaksinator ," kata Marsekal Hadi kemarin.
Dijelaskan selain vaksinator, pihaknya juga telah melantik 164 prajurit khusus di bidang kesehatan yang akan dikerahkan guna mempercepat program vaksinasi nasional.
"Minggu ini saya baru saja melantik 164 orang perwira prajurit karier khusus tenaga kesehatan TNI yang langsung diterjunkan sesuai keahlian masing-masing. Diharapkan, penguatan ini akan mempercepat pencapaian target pemerintah dalam program vaksinasi nasional," urainya.
12 Juta Dosis Vaksin
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, Bio Farma sedang memproduksi 15 juta bulk atau bahan baku vaksin Covid-19 Sinovac. Dari 15 juta bulk tersebut, dihasilkan 12 juta dosis vaksin.
Proses produksi diperkirakan akan selesai pada minggu kedua Februari dan produksi 15 juta vaksin lagi di bulan berikutnya."15 juta bahan baku vaksin Sinovac nantinya akan diproduksi menjadi 12 juta dosis (Sinovac) yang akan selesai (produksi) di minggu kedua bulan Februari," ungkapnya.
Mantan wamen BUMN ini menuturkan, 12 juta dosis vaksin akan digunakan untuk tahapan vaksinasi bagi pelayan publik yang rencananya akan dimulai pada Maret.
"Kami akan siap lagi 12 juta dosis di minggu ketiga Februari dan rencananya kami akan siap lagi sebanyak 15 juta dosis lagi di bulan Maret. Itu schedulenya," ujar Budi.
Dalam proses distribusi vaksin Covid-19 kementerian kesehatan dibantu oleh aparat TNI dan Polri.
Sebelumnya, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir di Bandung kemarin mengatakan, vaksin yang telah selesai diproduksi akan melewati proses quality control (QC).Laporan QC tersebut akan dikirimkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI untuk mendapatkan lot release.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis memastikan vaksin sinovac Covid-19 yang telah beredar di Indonesia dijamin kehalalan dan kesuciannya untuk diedarkan ke masyarakat. Cholil juga membantah adanya anggapan fatwa yang dikeluarkan MUI merupakan pesanan.
Dia menegaskan tidak akan mungkin menyalahgunakan penerbitan fatwa MUI."Betapa dosanya kalau kita main main dengan fatwa, kalau kita berani-beraninya fatwa tanpa melalui isi masalahnya maka kita berani-beraninya masuk neraka," katanya.
Ia menegaskan ulama yang berada di MUI tak akan mungkin sembarangan mengeluarkan fatwa. Sebab, kata dia, fatwa juga bentuk tanggungjawabnya kepada Allah SWT.
"Kita gak berani main main dengan fatwa, tidak bisa kita berkedatangan dengan pesanan, belian, tidak mungkin, para ulama tidak mungkin mengorbankan itu yang sudah belajar mendekatkan diri dan beribadah kepada Allah SWT," jelasnya.
Cholil mengatakan MUI juga telah memberikan keputusan fatwa yang bisa dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Bahkan, dia menelisik runutan proses pembuatan vaksin tersebut
."Karena itu saat kita meneliti tentang Sinovac itu dipastikan dulu dari apa, ternyata dari virus yang dilemahkan bahkan dimatikan kemudian di tanam di sel ginjalnya kera itu, kemudian di kembangbiakkan dan termasuk melalui serum darah anak sapi," kata dia.
Ia memastikan vaksin Sinovac tidak terbuat dari bahan dasar babi ataupun serapan sari dari tubuh manusia. Dia menjamin kehalalan vaksin sinovac.
"Oleh karena itu, kita menyatakan vaksin corona Sinovac itu adalah suci penegasan adalah halal, padahal halal itu pasti adalah sesuatu yang suci karena tidak mungkin dikatakan halal kalau tidak suci," tegasnya. (tribun network/rin/igm)