Jajaran Satlantas Polresta Denpasar Bagi-Bagi Sembako Kepada Sopir Angkot
Jajaran Satuan lalu Lintas (Satlantas) Polresta Denpasar Bali, membagikan paket sembako kepada sopir angkot yang terdampak
Editor: FX Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jajaran Satuan lalu Lintas (Satlantas) Polresta Denpasar Bali, membagikan paket sembako kepada sopir angkot yang terdampak Covid 19. Paket sembako berupa kebutuhan pokok seperti beras, mie instan. Pembagian sembako di pimpin langsung Kasat Lantas Polresta Denpasar Kompol Taufan Rizaldi, SIK, M.H. Menurutnya pembagian sembako sebagai salah satu wujud kepedulian Polri kepada masyarakat.
"Semenjak modernisasi pelayanan kendaraan umum berbasis teknologi, angkutan Kota Konvensional mengalami penurunan jumlah penumpang setiap harinya. Tak lama dari itu, tersebarlah Pandemi Covid-19 di wilayah Indonesia yang semakin memperparah penurunan minat penumpang kendaraan umum konvensional seperti Angkutan Kota,”ujar Kompol Taufan Rizali dalam keterangan tertulisnya, Rabu (10/2/2021).
Kompol Taufan Rizali mengatakan kegiatan yang di dilakukan lebih mengedepankan kepada simpatik preventif. Selain pembagian sembako kepada sopir angkot juga mengedukasi soal keselamatan berlalu lintas.
“Pembagian sembako yang di laksanakan secara rutin ini memang tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari para sopir angkot, namun ini merupakan bentuk kepedulian Polri kepada masyarakat. Selain itu kami juga memberikan edukasi kepada para sopir untuk tetap mematuhi peraturan berlalulintas serta protokol kesehatan Covid-19 selama berkendaran,”ujar Kompol Taufan.
Kasat Lantas Polresta Denpasar ini berharap, dalam situasi pandemi Covid 19 sepetri saat ini seluruh elemen untuk saling bahu membahu dan mengingatkan agar bersama mencegah penyebaran penyakit Covid-19.
“Mari kita saling berbagi di masa pandemi Covid 19 saat ini dan saya berharap bantuan yang disalurkan kepada para sopir angkot ini bermanfaat dan imbauan yang kami disampaikan dapat dilaksanakan,” tandasnya.
Sementara salah seorang sopir yang tidak mau di sebut namanya mengatakan bahwa saat masa pendemi Covid 19, sehari dirinya hanya mendapatkan penumpang di bawah 10 orang karena terbatasnya kegiatan masyarakat dan semakin canggihnya teknologi. Namun, para sopir tetap bersemangat bekerja walaupun belum bisa memenuhi kebutuhannya.
”Jelas sejak pendemi Covid 19 penghasilan kami sangat jauh menurun bahkan saat ini kami sangat terpuruk. Sering kami hanya mendapat penumpang di bawah 10 orang. Tetapi unuk kebutuhan hidup kami tetap bertahan, serta berharap pendemi ini segera berakhir,” harapnya.