Ada Potensi Besar Penularan Virus, Epidemiolog: Pasar Tradisional Perlu Dibenahi
Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman berujar, pasar-pasar di Indonesia perlu dibenahi dengan prinsip sanitasi hygiene.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Virus Covid-19 pertama kali dilaporkan berasal pasar tradisional di Huanan, China berdasarkan penyelidikan sementara tim dari World Health Organization(WHO) di China.
Pasar tradisional memang banyak ditemui di kawasan Indo-China.
Pasar memang diketahui menjadi potensi besar tempat penularan virus, ada loncatan virus dari hewan ke manusia.
Kebanyakan pasar tradisional di Asia Tenggara juga menjual hewan-hewan hidup.
Baca juga: Presiden Jokowi Minta TNI dan Polri Bantu Vaksinasi Massal di Klaster Pasar dan Zona Merah
Baca juga: Diminta Benahi Pasar Tradisional Cegah Pandemi Baru, Ini kata Satgas Covid-19
Adanya interaksi antara manusia dan hewan hidup yang dijual di pasar harus dihindari.
Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman berujar, pasar-pasar di Indonesia perlu dibenahi dengan prinsip sanitasi hygiene.
"Terutama karena Indonesia banyak pasar basah yang menjual hewan-hewan itu itu yang harus mulai dikelola. Sudah tidak bisa seperti itu, kalau tidak ya berbahaya," ujar Dicky, Senin(15/2).
Dicky mengatakan, pengelolaan pasar tradisional yang baik dan bersih merupakan pencegahan dari pandemi baru.
Ada lebih dari 1,6 juta virus di seluruh dunia, dimana hanya 1 persen yang baru bisa diindentifikasi.
Ia melanjutkan, dari total tersebut 800 ribu virus mampu menginfeksi manusia.
Baca juga: Pasar Tradisional Perlu Dibenahi karena Rawan Virus, APPSI: Kios Hewan Harus Diberi Jarak
"Dari ini tentu harus kita antisipasi ya untuk mencegah ancaman pandemik berikutnya," ujarnya.
Wakil Ketua Umum DPP Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Sarman Simanjorang menyambut baik rencana pembenahan pasar tradisional.
Hal tersebut katanya merupakan bagian dari revitalisasi pasar tradisional dengan sarana dan prasarana yang memiliki standar baik sehingga bisa memproteksi terjadinya penyebaran virus terutama covid-19.
"Sampai saat ini pasar tradisional masih menjadi tempat masyarakat/ibu rumah tangga berbelanja karena disana masih terjadi transaksi. Jika nanti dibangun sanitasi dan sarana prasarana kebersihan akan menjadi standar ke depan, bukan hanya masa pandemi ini akan tetapi selamanya. Sehingga kebersihan pasar tetap terjamin dan masyarakat tidak khawatir datang berbelanja," ujar Sarman saat dikonfirmasi Tribun melalui pesan singkat.
Sarman juga mempertimbangkan agar kios hewan di pasar tradisional diberikan jarak dengan kios-kios lainnya seperti sayur dan sembako serta buah-buahan.
Hal itu karena adanya temuan penularan virus dari hewan ke manusia.
"Sebenarnya kan los nya selama ini beda, hanya mungkin jaraknya perlu dipertimbangkan lebih jauh dari los lain. Karena kalau terpisah konsumenya kasihan. Kemudian perlu ke depan dibuat penyemprotan disinfektan secara rutin," ujarnya.
Ia juga setuju pedagang di pasar tradisional dicek kesehatannya secara rutin agar meminimalisir penularan penyakit yang bersumber dari virus.
"Jika pemerintah melakukan itu tentu para pedagang pasar akan sangat menyambut baik," kata Sarman. (Tribun Network/rin/wly)